TOTABUAN.CO -Rapimnas Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) akhirnya memutuskan untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Padahal, dualisme kepengurusan Golkar yang selama ini terjadi pemicunya adalah sikap politik Ical yang bersih keras berada di Koalisi Merah Putih (KMP).
Keputusan ini tentu mengejutkan bagi partai yang tergabung dalam KMP. Sebelum Golkar, PAN juga sudah menyatakan bergabung lebih dulu dengan Jokowi-JK.
Pasca deklarasi mendukung, Golkar pun diyakini bakal mendapatkan tempat pula di kursi kabinet Jokowi-JK. Lalu, siapa menteri yang akan digusur oleh Golkar nanti?
Presiden Jokowi memang sejak November 2015 sudah diisukan akan segera melakukan reshuffle jilid II.
Sinyal reshuffle jilid II muncul pasca PAN menyatakan bergabung dengan pemerintah. Namun hingga kini, pemerintah belum juga melakukan perombakan di kabinet.
Hanya saja, PAN sudah mendapatkan kursi di pemerintahan. Jokowi belum lama ini menunjuk Ketua MPP PAN Soetrisno Bachir menjadi kepala KEIN. Reshuffle kabinet jilid II diyakini juga akan terjadi pada Februari nanti sekaligus dengan memasukan PAN dan Golkar di dalam kabinet.
Bendum Partai Golkar kubu Ical, Bambang Soesatyo bahkan menyebut jika Ical sudah mengantongi nama kader Golkar yang akan masuk kabinet. Namun dia mengaku tak tahu siapa orang tersebut.
“Pak Ical sudah siapkan nama tapi saya enggak tahu siapa namanya,” ujar Ketua Komisi III DPR ini.
Dia menilai wajar saja jika Golkar dapat jatah menteri. Apalagi sikap Golkar sudah jelas mengatakan mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
“Sinyal-sinyal (reshuffle) kan sudah lama. Golkar berkepentingan ikut berperan bersama Pemerintah manakala kadernya diminta untuk memperkuat formasi kabinet kerja,” kata Bambang.
Kendati demikian, dia menyerahkan sepenuhnya soal reshuffle kepada Jokowi. Hanya saja dia tak peduli soal siapa yang akan tegusur dari kursi menteri nantinya.
“Reshuffle kan bukan urusan kita. Itu derita partai lain,” kata Bamsoet sedikit berseloroh di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Menurut dia, masuknya PAN dan Golkar ke pemerintahan Jokowi-JK menjadi arah baru peta politik Tanah Air. Menurut dia, justru selama ini yang lebih banyak mendukung adalah partai Koalisi Merah Putih (KMP) ketimbang partai pendukung pemerintah.
“Secara geopolitik saya baca ya, yang mendukung penuh itu sebenarnya partai oposisi bukan partai pendukung. Di luar itu, Jokowi sedang membangun peta politik baru di luar KIH dan KMP. Dia udah dapat PAN dan sekarang Golkar,” tandas dia.
Sumber:merdeka.com