TOTABUAN.CO-Satu persatu partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) yang disebut sebagai parpol oposisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, satu persatu memilih bergabung dengan pemerintah. Setelah PPP, PBB, dan Golkar, kini Golkar menyatakan merapat ke pemerintah.
Langkah Golkar bergabung dengan pemerintah telah dikonsultasikan Ketua Umum Golkar munas Bali, Aburizal Bakrie kepada pimpinan KMP, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyebut langkah yang dipilih Golkar itu bagus.
Ical mengungkapkan Partai Golkar mendukung pemerintah tanpa syarat. Bahkan Ical mengaku hal tersebut atas doktrin partai berlambang beringin tersebut.
“Kami tidak ada mengatakan bahwa mendukung pemerintah meminta sesuatu. Tetapi karena doktrin partai Golkar, dan kemudian melakukan reposisi maka itulah yang kita lakukan,” kata Ical pada acara Rapimnas Golkar di JCC, Senayan
Ical mengaku dukungan tersebut sudah direncanakan beberapa waktu lalu oleh pengurus partai Golkar dan mendapat restu dari Koalisi Merah Putih (KMP).
“Sebelum melakukan dukungan sudah diadakannya satu rapat konsolidasi nasional tanggal 4 Januari lalu di Bali. Maka kami sudah berkomunikasi pada bulan Desember dengan rekan-rekan dari KMP, dan semuanya tidak berkeberatan dengan sikap kami,” tegasnya.
Guru Besar Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Profesor Budiatna menyebut, langkah Golkar bergabung dengan pemerintah merupakan indikasi kehancuran KMP. Ia juga melihat tidak ada keterikatan yang solid di antara partai-partai KMP.
“Ini jelas, jadi hancur itu KMP,” kata Budiatna saat diminta konfirmasi.
Meski begitu, ia meminta jangan semua partai bergabung dengan pemerintah. Sejatinya harus ada partai yang berfungsi sebagai oposisi, mengawasi kinerja pemerintah.
“Tidak bagus jika semua partai merapat. Harus ada yang kritis. Jika semuanya mendukung, jadi bebek apa yang dikatakan Jokowi, ya bisa hancur ini negara,” ujarnya.
Ia pun menilai, PKS yang saat ini dianggapnya masih setia di KMP, menjadi salah satu partai yang paling vokal yang mengkritik pemerintah. Fahri Hamzah, lanjutnya, menjadi politikus PKS di legislatif yang kerap menyerang eksekutif.
“PKS banyak orangnya yang kritis ke pemerintah seperti Fahri Hamzah,” ujarnya.
Sumber:merdeka.com