Laga Indonesia dengan Arsenal sebenarnya ajang balas dendam klub liga Inggris tersebut kepada Indonesia, Minggu 14 Juli 2013, di melalui laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Arsenal kembali melawan Indonesia yang pernah mengalahkannya 29 tahun silam.
Klub Liga Inggris, Arsenal, sebenarnya sudah pernah bertandang ke Indonesia pada 1983 lalu. Saat itu, mereka menjalani tiga laga uji coba melawan PSMS Medan, Indonesia Selection dan juara Galatama, Niac Mitra Surabaya.
Ketika melawan PSMS di Medan, The Gunners meraih kemenangan 3-0. Hasil yang sama juga diraih oleh Pat Jennings cs, ketika bersua Indonesia Selection di Jakarta. Dan saat itu mereka menang dengan skor lebih besar, 5-0.
Namun, hasil berbeda didapatkan Arsenal ketika menghadapi Niac Mitra di Surabaya. Arsenaljustru mendapatkan mimpi buruk. Mereka harus kalah dengan skor 0-2. Ketika itu gol diciptakan oleh striker asal Singapura, Fandi Ahmad dan Joko Malis.
Hasil ini menjadi prestasi tersendiri bagi Niac Mitra saat itu. Kemenangan melawan Arsenaljuga menjadi kado indah bagi mereka karena 40 hari sebelumnya, Niac Mitra berhasil menjadi juara Galatama setelah melibas Indonesia Muda dengan skor 2-0.
Salah satu pencetak gol Niac Mitra ke gawang Arsenal, Joko Malis, mengisahkan pengalamannya ketika membobol gawang Pat Jennings. Joko mengaku sangat senang bisa mengalahkan tim sekaliber Arsenal yang kala itu dihuni oleh salah satu punggawa timnas Inggris, Graham Rix.
“Saya sebenarnya bisa saja mencetak dua gol, tapi yang satu kena tiang. Gol bermula ketika Fandi Ahmad memberikan umpan terobosan kepada saya. Dan saat itu saya langsung berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Mendapatkan kesempatan bagus, akhirnya saya lepaskan sepakan ke pojok gawang dan gol pun tercipta. Itu terjadi di menit ke-85,” ungkap Joko ketika dihubungi VIVAbola, Jumat 12 Juli 2013.
“Saya sangat senang ketika itu bisa membobol gawang Pat Jennings. Arsenal adalah salah satu tim yang kuat di Liga Inggris saat itu. Mereka juga diperkuat banyak pemain bintang dan salah satunya punggawa timnas Inggris, Graham Rix,” sambung mantan pelatih Gresik United ini.
Joko mengungkapkan, sebenarnya tim pelatih Niac Mitra sudah mempersiapkan strategi melawan Arsenal selama satu minggu. Dia juga membeberkan faktor utama timnya bisa membuat manajer Arsenal ketika itu, Terry Neill, harus gigit jari.
“Selama satu minggu kita pelajari permainan Arsenal dari video yang dibeli tim pelatih dari Singapura. Kita akhirnya berlatih dengan pola permainan yang sama selama satu minggu. Kekuatan tim ketika itu sudah sangat hebat karena ada sekitar 8 atau 9 pemain Timnas di Niac Mitra,” beber Joko.
“Faktor lainnya kita bisa menang adalah karena main di siang hari, kira-kira jam 2 siang. Para pemain Arsenal saat itu terlihat kelelahan dan tidak bisa beradaptasi dengan panasnya suhu di Surabaya. Kondisi ini mendukung kami untuk bisa meraih kemenangan,” tambah dia.
Pertandingan antara Niac Mitra melawan Arsenal, diselenggarakan pada 16 Juni 1983 di Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya. Saat itu, Joko masih berusia 20 tahun.
Kini, sang striker berprofesi sebagai pengusaha kuliner dan properti di Jawa Timur. Sebenarnya, dia sempat melatih beberapa klub. Akan tetapi, dia harus berhenti menjadi pelatih karena konflik yang terjadi di dalam tubuh PSSI beberapa waktu lalu.
editor: eka pratama | sumber: acehonline.info