TOTABUAN.CO-Harga emas berjangka kembali merangkak naik di atas US$ 1.100 per ounce pada perdagangan Rabu. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak dua pekan terakhir, karena harga miyak kembali menunjukkan kemerosotannya diikuti pasar saham. Ini mengangkat investasi logam mulia.
Emas untuk kontrak Februari naik US$ 17,1 atau 1,6 persen mendekati level US$ 1.106,2 per ounce di bursa Comex. Ini adalah harga yang paling tinggi sejak 7 Januari 2015 menurut Factset seperti dilansir dari Marketwatch.
Emas berjangka naik kembali di atas US$ 1.100 per ounce pada hari Rabu untuk menetap pada tingkat tertinggi dalam hampir dua minggu, karena harga minyak baru kemerosotan mereka dan menyeret pasar saham global bersama dengan untuk naik, mengangkat daya tarik investasi logam.
Februari GCG6 emas, + 1,09% naik US$ 17,10, atau 1,6%, menjadi ditutup pada US$ 1.106.20 per ounce di Comex-penyelesaian tertinggi sejak 7 Januari, menurut FactSet.
Meningkatnya permintaan untuk aset ini dianggap sebagai investasi yang lebih aman, sementara investor tampak untuk menghindari sesuatu yang dipandang berisiko seperti ekuitas, membantu mengangkat emas dan surat berharga haven lainnya.
“Orang -orang berlari ke sesuatu yang aman. Emas bisa berakhir menjadi satu aset untuk lindung nilai terhadap penurunan saham,” ujar Presiden Libertas Wealth Management Group, Adam Koos.
Sebagai aset keras dan bernilai, mereka khwatir jika suatu saat ada gejolak di bursa saham maka larinya akan ke emas, instrumen tunai, dan semua investasi yang pasti lainnya,” imbuhnya.
Sementara harga logam lain yaitu perak naik 0,3 persen ke level US$ 14,16 per ounce setelah mendaki 1,6 persen hari sebelumnya. Sementara tembaga kelas tinggi untuk pengiriman Maret turun 1,8 sen atau 0,9 persen ke level US$ 1,96 per pound.
Platinum pada pengiriman April juga tergelincir 1,3 persen ke level US$ 819,2 sementara paladium untuk bulan Maret juga mengalami penurunan ke level US$ 489 per ounce.
Sumber:liputan6.com