TOTABUAN.CO– Sejak Budi Anduk dirawat di rumah sakit hingga kondisinya yang terus menurun, sang istri, Neneng Nurhayati setia mendampingi. Istri Budi Anduk itu menjaga suaminya, serta melantunkan ayat Al Quran.
Saat Budi Anduk akhirnya menghebuskan napas terakhir, 11 Januari 2016, Neneng Nurhayati tak kuasa menahan tangis. Tak menyangka jika suaminya, Budi Anduk akhirnya menyerah dengan penyakit yang dideritanya, paru-paru hingga kanker, pada usia 47 tahun.
Rumah duka di kawasan Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, pun mulai dipenuhi pelayat yang datang, padahal jenazah belum tiba dari rumah sakit. Lantunan ayat Al-quran pun terdengar dari dalam rumah.
Neneng Nurhayati pun berusaha tegar saat melihat Budi Anduk untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan tadi malam. Air mata terus menerus jatuh saat harus melepas kepergian suami tercintanya.
Setelah melihat Budi Anduk disalatkan, Neneng Nurhayai terlihat lemas. Tapi, saat Budi Anduk mulai diantarkan ke tempat peritirahatan terakhirnya, sang istri terlihat lebih tenang, tampak lebih ikhlas dengan kepergian suaminya.
Budi Anduk disebut-sebut mengalami penyakit komplikasi sebelum mengembuskan napas terakhir. Budi Anduk didiagnosis menderita penyakit paru-paru. Komedian Parto ‘Patrio’, sahabat sekaligus rekan kerjanya sempat mengungkapkan penderitaan Budi Anduk saat menderita dengan penyakitnya.
“Dokter sempat menyedot cairan di paru-parunya, tapi tak bisa semua. Selain itu, Budi Anduk juga punya penyakit tumor. Bahkan, kanker yang memang sudah lama,” Parto menambahkan.
Parto menjadi saksi detik-detik berpulangnya Budi Anduk ke hadapan Tuhan. Dalang di Opera Van Java itu tak kuasa menahan air mata ketika mengetahui Budi telah meninggal.
Sumber: liputan6.com