TOTABUAN.CO- Jika ibu bekerja dan tak bisa menyusui bayinya, proses pemerahan pun harus dilakukan. Karena alasan lebih praktis, banyak ibu lebih memilih menggunakan breastpump atau pompa ASI dibandingkan tangan. Nah, mana yang sebenarnya lebih dianjurkan dokter?
Menurut konselor laktasi RS Hermina Bekasi, dr Sylvia Haryeny, IBCLC, memerah dengan tangan adalah cara paling baik untuk memerah ASI. Cara ini tidak memerlukan peralatan, jadi seorang wanita dapat melakukannya di mana saja dan kapan saja.
“Memerah ASI diperlukan saat seorang ibu tidak bisa menyusui bayinya atau saat ibu tidak bisa menyusu pada ibu. Dan ingat, tujuan utama memerah ASI adalah untuk menjaga persediaan ASI,” tuturnya kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (6/1/2016).
dr Sylvia menambahkan, memerah dengan mudah dilakukan jika payudara dalam keadaan lunak. Akan lebih sulit jika payudara sedang bengkak dan nyeri. “Jadi ibu perlu mengetahui cara memerah ASI di hari pertama atau kedua setelah persalinan. Jangan menunggu sampai hari ketiga, saat payudara penuh,” imbuhnya.
Jika ibu ingin memerah ASI dengan menggunakan tangan, yang terpenting adalah untuk menjaga kebersihan tangan maupun wadah penampung ASI. Pilihlah wadah bermulut lebar seperti cangkir atau gelas, cuci dan tuang air mendidih selama beberapa menit agar bakteri mati.
“Setelah itu jangan lupa cuci tangan dulu dengan seksama dengan sabun dan air. Saat memerah, hindari memeras puting karena akan menghambat aliran ASI. Hindari juga meluncurkan jari-jari pada payudara karena regangan akan melukai payudara,” ujar dr Sylvia.
Namun jika memang ibu tetap lebih nyaman menggunakan breastpump karena alasan lebih hemat waktu, maka tetap kebersihan adalah faktor penting yang perlu diperhatikan. Jangan lupa untuk selalu mencuci perlengkapan breastpump sebelum digunakan.
Sumber ;
Detikcom