TOTABUAN.CO BOLTIM–Musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar di Bolmong Timur (Boltim) berujung deadlock lantaran tidak tercapainya kesepakatan bersama diinternal partai saat Musda DPD Golkar Kabupaten Bolmong Timur (Boltim) yang dilaksanakan Tobongon Adventure, Kecamatan Modayag ini, , Selasa (5/1).
Suasana sidang sempat memanas. Perang argument antar kader terkait kriteria bakal calon ketua partai berlambang beringin. Imbasnya, Musda tersebut berakhir nyaris baku pukul antara dua kubu Feriyando Lamaluta dan Sumardia Modeong.
Beruntung kekisruhan itu berhasil diredam sejumlah pengurus DPD Golkar Sulut dan DPP Golkar yang hadir saat itu. Dari Musda itu akhirnya Victor Rompas ditunjuk sebagai ketua sementara hingga turunnya keputusan dari Golkar Sulut mengenai pelaksana tugas jabatan Ketua Partai Golkar Boltim.
Fungsionaris Golkar Sulut, Sherpa Manembu yang turut hadir saat pelaksanaan Musda Golkar Boltim di menyatakan, deadlock ini merupakan konsekuensi terakhir bila tidak terpenuhinya keputusan bersama sesuai aturan main organisasi.
“Seandainya pun juga kondisi ini tidak bisa mengambil keputusan, maka saat itu keputusan yang diambil adalah deadlock. Selanjutnya, kepengurusan itu diambil alih oleh satu tingkat diatasnya yakni DPD Sulut,” ujar Manembu.
Ia mengatakan, DPD Golkar Sulut akan menujuk pelaksana tugas ketua dalam menjalankan roda organisasi partai di Boltim. Nantinya, pelaksana tugas ini akan bertanggungjawab hingga terselenggaranya Musda.
“Pelaksana tugas, tugasnya menggelar musda. Itu nanti Golkar Sulut yang akan tentukan, pastinya mereka yang mengerti kondisi internal yang kita percayakan,” ujarnya.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulut, Victor Rompas menambahkan, deadlock sendiri tidak berarti kondisi partai Golkar Boltim tidak mengalami kevakuman.
“Deadlock juga merupakan langkah dalam rangka menyelamatkan organisasi. Kita diberi waktu hingga 25 Januari untuk menggelar musyarawah,” tukasnya. (Has)