TOTABUAN.CO BOLMONG—Desas-desus soal aliran dana gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang mengalir di Pilkada Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) 9 Desember 2015 lalu, dibantah salah satu pendamping Gapoktan Juhruf Tubuon. Dia membantah kalau Gapoktan Bolmog terlibat dalam hajatan pesta demokrasi di Boltim. Apaterlebih bicara dana.
“Itu informasi yang tidak benar. Gapoktan di Bolmong tidak pernah terlibat dalam pilkada di Boltim,” bantah Juhruf ketika dikonfirmasi Minggu (03/1).
Namun meski demikian ia mengaku bahwa tas miliknya sempat diamankan oleh warga di dalam kendaraan yang dicegat di Desa Moyongkota Baru pada 8 Desember lalu.
“Itu tas saya yang dirampas. Disitu ada kwitansi relawan sekalian dengan tanda terima, ada buku rekening kelompok Gapoktan dari Bolmong. Karena saya pendamping Gapoktan,” kata dia menjelaskan.
Juhruf menambhakan dua nama kelompok Gapoktan yang buku rekeningnya sempat ada pada tas miliknya itu.
“Yang satu buku rekening Gapoktan Cahaya dari desa Kosio dan yang satu lagi Gapoktan Kosinggolan Jaya dari desa Doloduo 2. Nah, dana Gapoktan ini sejak tahun 2013 sampai saat ini, belum pernah cair. Yang mencairkan dana Gapoktan kewenangan BP4K dan harus melalui rekomendasi kepala dinas pertanian. Jadi tidak ada hubungan gapoktan Bolmong apa terlebih dikait-kaitkan dengan money laundering itu,” tambah Juhruf.
Menurut Juhruf, tidak ada sangkut paut dengan Pilkada Boltim. Cuma kebetulan buku rekening itu berada di tas saja.
“Selama dana belum dicairkan ke rekening, itu masih dipegang oleh kami selaku pendamping. Proses pencairan dana gapoktan pun dua tahap, pertama Rp50 juta dan sisanya Rp50 juta setelah dana tahap awal bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Terpisah Kadis Pertanian dan Peternakan Bolmong, Taufik Mokoginta menegaskan, Gapoktan Bolmong tak ada hubungan dengan pelaksanaan politik.
“Si pemilik tas ini adalah pendamping Gapoktan. Apakah dia ada pekerjaan lain selain pendamping, itu saya tidak tahu. Nah, untuk Gapoktan, itu dibawah binaan BP4K, saya membawahi tekhnis. Karena dia pendamping, maka rekening kelompok ada padanya. Mereka direkrut langsung oleh kementerian,” jelas Taufik.
Dia pun membenarkan bahwa dana Gapoktan itu belum pernah masuk rekening, apalagi dicairkan.
“Dana itu belum dicairkan, buku rekening ada tapi belum dicairkan. Jumlahnya 100 juta. Yang bias masuk pada rekening itu hanya dana dari kementerian. Pencairan dana melalui rekening itu harus ada rekomendasi dari saya, itu rekening khusus, bukan untuk umum. Untuk bisa mencarikan dana itu harus ada rekom dari kami, uang dari mana yang masuk disitu?. Komitmen dengan bank, uang itu bisa dicairkan jika ada rekomendasi instansi tekhnis, dalam hal ini dari saya. Jadi tidak ada hubungan dengan politik,” tandas Taufik. ( Has)