TOTABUAN.CO BOLMONG —Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bolmong, Taufik Mokoginta meminta kepada warga untuk memanfaatkan curah hujan guna bercocok tanam padi ladang dan sawah.
“Saat ini sudah waktunya memanfaatkan lahan tidur yang sempat tidak ditanam pada musim kemarau lalu,”kata Taufik.
Dikatakannya, bagi kelompok tani yang mempunyai lahan dan sudah diberikan bantuan bibit dari Pemkab Bolmongm, musim kemarau lalu, untuk saat ini waktunya bercocok tanam supaya bantuan tersebut dapat dirasakan kedepannya.
“Bantuan kepada kelompok tani berupa bibit jagung dan padi tentu akan diawasi terus oleh pemerintah sampai ada hasilnya, jadi bukan tidak diawasi,”tegas Taufik.
Apalagi, katanya, Bolmong merupakan daerah lumbung beras di Sulut dan ini perlu dipertahankan.
“Bolmong telah menanda tangani MOU (Memorandum of Understanding) target swasembada panga dan saya pastikan tahun ini beras akan sesuai dengan target,”terang Taufik.
Sementara itu, salah satu petani Desa Langagon, Kecamatan Bolaang, Hasirin Mokodompit mengatakan, pada musim kemarau petani sawah banyak gantung cangkul. Dimana hasilnya tak sesuai yang diharapkan, bahkan biaya untuk mengolah sawah petani merugi.
“Rugi besar dan hasilnya selama musim kemarau lahan sawah kami kering, jadi kemungkinan untuk tahun ini beras di Bolmong produksinya akan mengalami penurunan yang sangat merosot. Bahkan saat ini saja harga beras di warung untuk 60 kilogram masih sekitar Rp600-an ribu. Dimana perkilonya kios menjual Rp10ribu hingga Rp11ribu,” ungkap Hasirin.
Selain itu, Hasirin menerangkan, stok beras yang masuk dikios rata – rata beras kiriman dari Palu dan Makasar.
“Beras di Bolmong masih kurang digilingan, mayoritas perusahaan gilingan padi di Bolmong masih sunyi,” tutupnya. (Mg3)