TOTABUAN.co Kotamobagu—Bagi warga Kota Kotamobagu yang terkena gigitan binatang penular virus, seperti anjing,tikus kucing lebih berhati-hati. Sebab stok vaksin yang ada di dinas kesehatan kotamobagu ternyata habis.
Bahkan vaksin yang diterima oleh dinas kesehatan, ternyata sudah kadaluarsa.
Seperti yang dialami oleh Laurens, warga Kelurahan Kotamobagu, Kecamatan Kotamobagu Barat. Dia terpaksa harus membeli vaksin saat berobat di Puskesmas Gogagoman.
Sekali suntik harganya Rp 100 ribu. Padahal, mertuanya itu harus mendapat suntikan sebanyak empat kali. Tapi, kata Laurens tidak ada pilihan lain.Suntikan itu harus diberikan karena anjing yang menggigitnya langsung mati. Jadi, ada indikasi anjing tersebut terkena rabies, kata Maxi, menantu Laurens.
Maxipun sempat menanyakan tentang pembelian suntikan vaksin yang disediakan oleh pemerintah. Artinya, warga yang harus mendapatkan suntikan VAR tidak harus mengeluarkan duit alias gratis.
Kepala Dinkes Kotamobagu dr Salmon Helwelderry pun mengakui, warga tidak perlu mengeluarkan uang sepersenpun saat mendapat suntikan vaksin antirabies. Namun dia mengemukakan, saat ini stok VAR sama sekali habis.
“Puskesmas Gogagoman kemungkinan membeli sendiri vaksin anti rabies. Jadi warga yang diberikan vaksin terpaksa dipungut biaya. Stok yang ada pada kami sudah habis. Jika pun ada sudah ‘expired’, jadi sudah tidak mungkin lagi digunakan,” ujar Salmon saat ditemui di kantornya.
Di sisi laita Salmon, siapa pun yang digigit binatang terindikasi rabies harus mendapat penangatan suntik vaksin antirabies. Total empat kali suntikan dan harus diterima oleh korban gigitan binatang penular rabies. Binatang penular rabies bukan hanya anjing, bisa juga kucing dan monyet.
“Makanya kami juga sangat selektif saat memberikan vaksin. Misalnya ada keluarga pasien juga minta divaksin, kami akan ‘screening’ dulu. Kalau tidak terindikasi, tidak akan kami beri vaksin,” tutur Salmon.
Salmon mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengupayakan pengadaan 100 paket vaksin. Pengadaan vaksin ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kotamobagu tahun anggaran 2013. Namun pengadaan tersebut melalui instalasi kesehatan milik Pemkot Kotamobagu.
“Untuk tahun ini memang kami mencoba mengadakan VAR. Tapi, prosesnya pengadaannya memang membutuhkan waktu. Kami harap secepatnya sudah tersedia. Stok juga akan bertambah bila dari pasokan dari provinsi sudah kami terima,” kata dia menandaskan.
Peliput Hasdy Fattah