TOTABUAN.CO BOLMONG–Meski Kabupaten Bolaang Mongondow dilanda musim kemarau yang sudah berlangsung sejak Mei 2015 lalu, namun harga beras dipasaran tetap stabil.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag), George D Tanor mengatakan, justeru yang terjadi adalah penurunan harga.
“Untuk sembako harga stabil, belum ada kenaikan. Malah yang terjadi harga turun. Cabai yang harga normalnya Rp70 ribu perkilo, malah turun menjadi Rp40 ribu perkilo. Sedangkan harga jual beras yang sebelumnya Rp12 ribu perkilo, turun menjadi Rp10 ribu per kilogram,” jelas Tanor, Rabu (07/10).
Sejumlah pedagang mengatakan, jika ada kenaikan harga, itu tidak hanya imbas dari kemarau panjang, tapi juga karena pengaruh hama yang menyerang tanaman dan kondisi ekonomi saat ini.
“Bila kekeringan masih terus melanda, bukan tidak mungkin harga kebutuhan pokok akan terus naik. Apalagi dengan kondisi ekonomi bangsa saat ini,” kata Vitria, salah satu pedangang di pasar Lolak.
Sementara, para petani di Bolmong berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda), dapat mengantisipasi kemungkinan adanya kekurangan stok beras saat musim kemarau.
“Banyak sawah yang tidak dikerjakan karena kekurangan air. Pemda harus mengantisipasi agar hal ini tidak membuat masyarakat merasa khawatir. Dengan kurangnya sawah yang dikerjakan, otomatis ini akan mengurangi jumlah produksi beras. Sehingga pasokan beras dari luar perlu menjadi kajian,” kata Hasanah, petani di wilayah Kecamatan Lolayan. (Has)