TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Jelang hari raya Idul Adha, harga hewan kurban di Kota Kotamobagu mengalami kenaikan 20 persen. Selain kurangnya stok sapi, maraknya aksi pencurian sapi menjadi salah satu faktor naiknya harga sapi.
Di tempat penjualan hewan kurban di Kelurahan Gogagoman yakni di kawasan pasar Serasi kota Kotamobagu. Untuk ukuran sedang yang biasanya dijual dengan harga 10 juta rupiah, kini naik menjadi 17 jura rupiah. Sedangkan sapi dengan ukuran besar naik menjadi 25 juta rupiah yang sebelumnya hanya 17 juta rupiah.
Kenaikan harga tersebut terjadi akibat stok sapi hidup kurang dan maraknya aksi pencurian sapi menjadi faktor utama. Para penampung sapi enggan untuk membeli dan menapung sapi dengan jumlah banyak.
“Harga sapi mengalami kenaikan sekitar 20 persen. Penyebabnya yaitu karena stoknya kurang dan penampung sapi juga takut membeli sapi karena marak aksi pencurian, ” kata Guntur Mopobela penjual hewan kurban.
Meski tergolong mahal, namun warga menilai masih sangat wajar. Sebab untuk mendapatkan sapi untuk saat ini sangat sulit apalagi maraknya aksi pencurian.
“Memang saat ini harga sapi sangat mahal, karena sapi sulit untuk dicari. Bahkan, kami mencari di desa- desa tetangga untuk mendapatkan sapi murah namun tidak ada. Warga juga enggan memelihara sapi karena maraknya aksi pencurian sehingga sangat wajar jika saat ini harga sapi naik,” tambah Wahid Potabuga pembeli sapi. (Has)