TOTABUAN.CO BOLMONG—Dampak dari kemarau yang terjadi lima bulan belakangan ini membuat hasil pertanian di beberapa desa di Kabupaten bolaang Mongondow (Bolmong) merosot. Dampak ini juga dirasakan oleh pemilik gilingan padi, yang juga mengalami penurunan 90 persen.
Seperti yang dialami petani di Desa Mongkoinit Barat Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Sejak lima bulan kemarau, hasil pertanian petani terus merosot. Biasanya sekali panen petani bisa menghasilkan 4 ton beras kini turun menjadi 2 ton beras.
Hal ini di sebabkan karena saluran irigasi yang ada di desa mengalami kekeringan. Air yang biasa mengalir ke sawah kini alami kekeringan.
“Saat ini kami mengalami penurunan hasil panen, biasanya sekali panen kami mendapat 4 ton beras, kini turun menjadi 2 dua ton beras. Hal
ini diakibatkan oleh pengairan dari irigasi tidak mampu lagi mengaliri sawah kami sehingga lahan pertanian kami kering, ” kata Gustaf petani di Desa Mongkoinit.
Dampak ini juga sangat dirasakan oleh pemilik gilingan padi di desa tersebut. Sebab kurangnya hasil panen petani yang yang
biasaa mengiling hasil panen kini tidak lagi karena banyak hasil pertanian padi rusak .
“Hasil petani kurang, juga berdampak kepada kami, sebab petani yang mengiling padi gabah kurang,” kata Ko Cheng pemilik gilingan.
Petani juga kini merasa kuawatir. Sebab, setelah hasil panen ini di olah, mereka tidak bisa lagi menanam padi karena lahan persawahan
mereka kering. (Has)