TOTABUAN.CO— Sawah ditanami padi seluas 6 ribu hektare di Merauke gagal panen. Ini dikarenakan kemarau panjang yang melanda daerah itu sejak awal Januari lalu hingga September 2015 ini.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikuktura Kabupaten Merauke, Bambang Dwiatmoko mengatakan, pada musim panen kedua, luas lahan yang ditanami padi sekitar 17 ribu hektar sawah yang tersebar di empat distrik yakni Distrik Semangga, Tanah Miring, Kurik dan Aminah.
“Kemarau panjang ini menyebabkan pasokan air ke padi berkurang, bahkan hampir tak ada. Apalagi jaringan irigasi yang dibangun pemerintah juga ikut mengering,” kata Bambang, Selasa (8/9/2015).
Sementara itu menurut Wakil Ketua Bidang Pertanian Kadin Papua, Iriansyah mengatakan, petani di Merauke sangat tergantung pada air tadah hujan. Apalagi embung-embung yang tersedia juga mengering.
Ia melanjutkan, jika ada 6 ribu hektare sawah yang ditanami padi di Merauke gagal panen, maka akan ada kelangkaan beras di wilayah tersebut dalam satu hingga dua bulan ke depan. Apalagi beras Merauke sudah disalurkan ke sejumlah kabupaten yang berada di selatan Papua.
“Harga beras Merauke akan mengalami kenaikan hingga 2-3 kali lipat dari harga sebelumnya. Harga normal beras Merauke adalah Rp 9.000 per kilogram (kg). Dengan adanya kelangkaan beras Merauke, harga bisa berkisar Rp 12-15 ribu per kg. Dengan adanya ancaman ini, Bulog Papua sudah harus mengambil langkah-langkah untuk kelangkaan beras di Merauke,” jelasnya.
Data dari Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika wilayah V Jayapura menyebutkan musim kering di Merauke akan berlanjut hingga Oktober mendatang. Wilayah selatan Papua kekeringan cukup dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Pada bulan Juni ada penurunan curah hujan, namun jumlahnya sedikit, lalu sampai bulan ini tak ada lagi curah hujan itu,” kata Kepala BKMG wilayah V Jayapura, Zem Padama.
Untuk wilayah Papua yang terasa dampak elnino adalah dibagian selatan Papua,seperti di Merauke, Agats, Tanah Merah. Lalu dibagian wilayah pegunungan Papua, yang sangat terasa adalah Puncak Jaya, Tolikara, dan Puncak.
“Untuk wilayah Papua bagian utara, seperti Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Sarmi, Keerom, Serui, Waropen tidak terlalu signifikan dirasakan kekeringannya. Apalagi bagian utara dekat dengan pantai dan mendapatkan curah hujan yang cukup. Kecuali, keerom, memang mendapatkan curah hujan tapi kurang, namun itu masih dalam batas normal,” katanya
Sumber: Liputan6.com