TOTABUAN.CO BOLMONG—Warga dari Desa Doloduo Kecamatan Dumoga Brat Kabupaten Bolaang Mongondow mengelar aksi demo di kantor kecamatan setempat Jumat (4/8). Dalam aksinya warga menuntut agar pemerintah menutup aktifitas pengolahan emas dengan mengunakan tong sisa pengolahan mas yang mencemari sungai. Pencemaran yang terjadi mengakibatkan banyak ikan dan hewan ternak warga yang mati.
Dengan membawa spanduk dan poster yang bertuliskan penolakan terhadap aktivitas pengolahan emas dengan mengunakan tong, warga Doloduo Kecamatan Dumoga Barat demo dengan melakukan long march di jalan trans sulawesi sejauh satu kilo menuju kantor kecamatan setempat.
Warga mendesak agar Pemkab segera menutup aktivitas pengolahan emas mengunakan tong yang berada di wilayah tersebut. Sebab limbah buangan yang bercampur potasium sianida mengaliri sungai Kosinggolan hingga menyebabkan ikan dan hewan ternak mati.
Warga menuding aktivitas pengolahan emas dengan mengunakan tong ini tidak mengantongi izin namun oleh pemerintah setempat terkesan biarkan .
Apalagi sungai kosingolan tersebut hampir 80 persen warga Doloduo bergantung di sungai tersebut untuk mandi cuci pakaian dan sebagian digunakan untuk minum.
“Kami menuntut agar pemerintah segera menutup atau merelokasi pengopersian pengolahan emas dengan mengunakan tong. Sebab limbah buangan yang mengalir disungai menyebabkan sungai kosinggolan tercemar, sehingga mengakibatkan hewan ternak warga dan ikan yang ada disungai banyak yang mati,” kata Lurin Bonde.
Warga mengancam, jika tuntutan mereka tidak ditindak lanjuti oleh pemerintah setempat mereka akan menutup paksa aktifitas pengolahan emas liar dengan masa yang lebih banyak. Untuk mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan, aksi ini mendapat pengawalan ketat dari kepolisian sektor Dumoga. (Has)