TOTABUAN.CO- Kijima Yoshiko, wakil Dubes Jepang untuk Indonesia, sebelumnya mengungkapkan, harga tiket KA super cepat Jakarta-Bandung sebesar Rp 200.000 per penumpang sudah cukup menguntungkan. Seiring dengan kenaikan penumpang, harga awal tiket KA super cepat itu sudah memadai.
Menurut dia, jaminan pemerintah RI terhadap proyek KA super cepat hanya sebatas dukungan, bukan sebuah jaminan untuk menanggung kerugian atau meneruskan proyek kalau mangkrak.
“Jaminan sebatas kesediaan pemerintah RI untuk ikut mendukung, terutama untuk pembebasan lahan. Bagi rakyat Jepang, jaminan pemerintah RI penting secara politis karena pemerintah Jepang ikut juga dalam proyek ini, ” kata Kijima Yoshiko.
Dengan dukungan pemerintah kedua negara, kata dia, KA super cepat Jakarta-Bandung akan berjalan mulus. Kehadiran pemerintah Jepang dan keterlibatan pemerintah RI lewat BUMN akan membuat proyek ini berjalan dengan baik.
“BUMN adalah representasi pemerintah Indonesia karena pemerintah yang memberikan modal dan menyuntikkan tambahan modal pada BUMN jika kekurangan,” papar dia.
Kijima Yoshiko menambahkan, harga tiket KA super cepat Jakarta-Bandung sebesar Rp 200.000 untuk jarak 140 km dan waktu tempuh 36 menit sudah dihitung dengan cermat. Pendapatan operator akan didongkrak oleh jumlah penumpang yang terus meningkat. Pada tahun pertama, penumpang diperkirakan mencapai 40 ribu orang per hari dan dalam 10 tahun kemudian naik menjadi 68 ribu orang per hari. Harga tiket pun akan berubah sesuai inflasi dan nilai tukar rupiah.
“Sumber pendapatan lain adalah kawasan belanja bawah tanah yang akan dibangun di stasiun Dukuh Atas. Kami sudah melakukan survei selama tiga tahun. Proposal kami relatif tidak berubah sebagai bukti kami membuat studi dengan serius,” papar Kijima.
Kijima Yoshiko menjelaskan, dari total biaya proyek sekitar Rp 60 triliun, sekitar 75 persen atau Rp 45 triliun adalah pinjaman dari pemerintah Jepang dengan bunga 0,1 persen, masa pengembalian 40 tahun, dan grace period 10 tahun. Proyek ini akan dikerjakan perusahaan Jepang dengan melibatkan BUMN. Minimal 50 persen pengadaan barang diambil dari Indonesia.
Dia menegaskan, KA dengan kecepatan 320 km per jam membutuhkan keandalan teknologi. Shinkansen selama 50 tahun beroperasi tak pernah mengalami kecelakaan fatal yang menelan korban jiwa. Saat gempa, Shinkansen yang sedang berjalan akan berhenti otomatis. “Nanti kereta cepat di Indonesia bernama Shindokansen, kerata buatan buatan Jepang dan Indonesia,” kata Kijima saat menjelaskan kuatnya komitmen Jepang untuk alih teknologi kepada Indonesia.
Di pihak lain, Dubes Tiongkok untuk RI Xie Feng usia bertemu Menko Maritim Rizal Ramli, awal pekan ini, mengatakan, Tiongkok akan mengajukan proposal penawaran proyek KA super cepat dengan investasi US$ 5,6 miliar.
Menurut dia, ada satu keunggulan dalam rancangan KA super cepat Tiongkok, yakni lebih panjang 10 km dari penawaran Jepang. “Di dalam kota Jakarta kami menambah dua stasiun. Dengan demikian, di dalam kota Jakarta ada tiga stasiun, yaitu Halim, Gambir, dan Manggarai,” ujar dia.
Sumber;beritasatu.com