TOTABUAN.CO BOLSEL—Paska bentrok dan pengrusakan kantor KPU Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) hingga kini 16 yang ditangkap aparat Kepolisian, masih mendekam di sel Mapolres Bolmong. Ke 16 warga Bolsel itu ditahan, karena diduga sebagai pelaku dan sedang dalam proses penyidikan.
Bupati Bolsel Hi Herson Mayulu dalam kesempatan mendatangi Polres untuk melihat kondisi warganya yang mendekam di sel.
“Mereka adalah saudara saya. Saya sudah beri maaf kepada mereka. Untuk itu saya berharap prosesnya bisa cepat selesai,” kata Mayulu.
Meski begitu, Mayulu menegaskan mereka yang tertangkap untuk kooperatif untuk memberikan keterangan kepada penyidik. Siapa yang menyuruh, siapa yang memprovokasi tentu harus disampaikan.
“Agar ini jadi terang benderang, kalian harus jujur untuk memberikan keterangan kepada penyidik. Kan ini terjadi, karena ada akibat. Warga yang tidak tahu menahu sudah digiring dalam kepentingan. Pada akhirnya mereka yang jadi korban,” kata Mayulu yang juga Calon Bupati ini.
Hal senada juga dikatakan Iskandar Kamaru. Calon Wakil Bupati Bolsel ini mengatakan, dari 16 orang yang ditangkap ini, hampir semua adalah keluargannya. Mereka berasal dari Kecamatan Posigadan yang melakukan demonstran di kantor KPU waktu itu.
“Mereka masih keluarga saya. Makanya saya sesalkan mereka terlibat dalam hal-hal yang sudah bersikap anarkis,” kata Kamaru.
Saat bertemu 16 warga yang ditangkap aparat itu meminta maaf kepada Bupati. Mereka mengaku menyesal karena ikut dalam demonstran yang berujung bentrok.
Bupati menambahkan agar proses penyidikan agar secepatnya diproses. Agar supaya tidak terkatung-katung. “Kasihan juga. Keluarga mereka jauh. Untuk menjenguk ke sel butuh biaya. Untuk menghargai proses hukum, saya berharap agar proses cepat selesai,” pungkas Bupati. (Has)