• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Jumat, Juni 6, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Opini

KRITIK PEDAS MEDIA MASSA

Redaksi by Redaksi
28 Agustus 2015
in Opini
0
KORUPSI ITU “HALAL”
2
SHARES
43
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

SOFYANTO

(Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan, Hukum dan Ekonomi Terapan)

sofyanPasca pendaftaran para kontestan yang akan mengikuti perhelatan akbar pemilukada serentak 9 Desember nanti, sejumlah media massa lokal baik itu media cetak maupun media berbasis digital pun ketiban rejeki orderan banner yang bisa dikatakan lumayan.   Kian dekatnya pelaksanaan pemilukada ini,  membuat para kontestan dan barisan tim suksesnya asyik masyuk meracik, meramu takaran skenario pemenangan bagi jagoan yang diusungnya

Dari sejumlah skenario itu, tampaknya  gelagat ingin kembali menggunakan media masa sebagai sarana untuk memobilisasi dukungan rakyat masih menjadi pilihan utama para kontestan. Ruang media masih dianggap sarana yang tepat, murah  dan efisien  oleh kontestan pemilukada  serentak guna memperkenalkan diri kalau tidak mau dibilang sebenarnya  curi star kampanye.

Adalah halaman depan yang selalu dibidik para kontestan pemilukada saat melakukan  order pemesanan  banner untuk sekedar numpang menjual tampang di media massa. Pun tak lupa di balik order itu dibubuhi pesan sponsor dengan aneka slogan, jargon  dan kata kata manis bak titah seorang maharaja ke rakyat negerinya. Ibarat sebuah teks, slogan dan kata-kata manis itu   tidak diberi konteks apapun, alasan apa jargon itu di pilih,  akhirnya membuka ruang publik memberi tafsir   secara membabi buta yang mayoritas berbau negatif.

Terlepas urusan jual menjual tampang tersebut, pertanyaan serius yang perlu di jawab, bagaimana peran media massa dalam pemilukada serentak ? Tahun 2014 lalu, disinyalir sebagai tahun politik yang paling brutal dan kotor dalam sejarah perhelatan pesta demokrasi di Indonesia pasca reformasi. Politik uang dan sajian hasil quick count abal-abal  berbagai lembaga survey pesanan partai politik tertentu adalah lembaran hitam yang tak terpisahkan sejarah perpolitikan  di tahun politik 2014.

Tidak menutup kemungkinan sejarah kelam tahun 2014 itu  akan terulang lagi di pemilukada serentak 9 Desember nanti. Mengantisipasi akan hal itu maka  media massa harus lebih berani lagi memberi kritik pedas, keras dan tajam atas sejumlah keanehan, kejanggalan dalam setiap tahapan  pemilukada tersebut. Mungkin ada ketersinggungan di sana saat dijejali dan direcoki dengan semburan kritikan keras dan pedas itu, jawabnya sederhana saja, berikan sedikit ruang hak jawab kepada mereka. Tak bisa dipungkiri sejauh ini media massa    diklaim  masih menghuni peringkat pertama lembaga yang memiliki cakupan jaringan yang paling luas. Sehingga sebetulnya sangatlah mudah media massa mengakses sumber data dan informasi dari setiap keanehan yang terjadi di tahapan pilkada yang berlangsung.

Pertanyaan kritis selanjutnya, sejauh mana media massa mampu menempatkan dirinya sebagai pemantau yang tak tergadaikan, menjunjung tinggi etika jurnalistik serta mampu memisahkan urusan pemberitaan dengan urusan iklan dan pesan sponsor ?  Tantangan berat ini bukan perkara gampang untuk dijawab, reputasi dan integritas media akan menjadi taruhan, sehingga itu setiap insan pewarta dituntut untuk menjaga sikap netralitasnya, non partisan serta bukan bagian dari tim sukses salah satu kontestan pemilukada.

Sayangnya, kendati tuntutan netralitas secara terang benderang telah galib dipraktekkan namun  insan pewarta kerap dituding provokator dan  tendesius saat merilis pemberitaan bertajuk hukum kriminal  yang menyasar  pada salah satu kontestan pemilukada. Sikap berani buka-bukaan para kuli tinta  membeberkan kekeliruan, kejanggalan penanganan perkara hukum ini patut diberi acungan jempol dua jari. Tidak banyak manusia di muka bumi yang memiliki mental super hero ala superman dan batman ini,   tak terkecuali  kaum aktivitis yang pernah merasakan dinginnya penjara suka miskin semisal Rizal Ramly.

Dengan mengingat mental para penyelenggara pesta demokrasi 9 Desember nanti masih dihuni orang-orang yang sama saat pemilu legislatif dan pemilu presiden lalu maka media massa harus terus menerus mengingatkan kesadaran masyarakat luas agar turut bersama-sama mengawasi beragam modus kecurangan saat pemungutan suara dan saat tahap rekapitulasi suara. Jika terindikasi para penyelenggara pemilukada curang, masyarakat harus berani menggelar silang sengketa, beradu mulut, soal menyoal  kejanggalan yang terjadi itu, walau itu harus ditutup dan diakhiri dengan baku hantam yang berdarah-darah

Untuk itu kritik media massa perlu   mengutamakan  basis pendidikan politik dengan  menyajikan informasi  yang mudah dipahami masyarakat awam.  Yang terpenting  informasi tersebut cukup memadai, jujur dan apa adanya menyangkut  semua tahapan pemilukada maupun  rekam jejak para kontestan pemilukada. Sekalipun ada yang berkeberatan nantinya, tidak ada urusan, jalur hukum selalu terbuka 24 jam untuk ditempuh siapapun oknum yang berkeberatan itu.

Bukan tanpa alasan jika informasi tersaji itu harus jujur dan apa adanya, kualitas partisipasi politik tahun 2015 akan sangat ditentukan dari konstruksi  berpikir yang dibangun dalam materi pemberitaan yang tersaji ke ruang publik. Jangan sampai tahun 2015 ini dicap menjadi tahun darurat politik yang turut menyumbangkan kegaduhan politik nasional.  Penting untuk diingat, segala atribut pemberitaan yang menyerempet terjadinya kultus marga, etnis maupun agama tertentu harus dihindari. Ini cukup berbahaya dan akan mematik tafsir  liar  yang menjurus pada potensi terjadinya konflik sosial.

Akhirnya, semoga para kuli tinta Indonesia tak terkecuali insan pers Bolaang Mongondow Raya dapat menunjukkan performa terbaik mereka dalam menjaga sikap profesionalismenya, mandiri dalam bekerja tanpa harus repot-repot melibatkan diri secara langsung  dalam politik praktis di pemilukada serentak.

Tags: texs
Previous Post

Produksi Tahu Di Kotamobagu Menurun

Next Post

Iduladha Berpotensi Beda, PBNU Minta Masyarakat Legowo

Next Post
Iduladha Berpotensi Beda, PBNU Minta Masyarakat Legowo

Iduladha Berpotensi Beda, PBNU Minta Masyarakat Legowo

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂
Bolmong

𝖳𝖾𝗋𝖻𝗈𝗇𝗀𝗄𝖺𝗋, 𝖯𝗎𝗅𝗎𝗁𝖺𝗇 𝖳𝗈𝗇 𝖲𝗈𝗅𝖺𝗋 𝖬𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖯𝖳 𝖲𝖬𝖠 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖣𝗂𝖼𝗎𝗋𝗂

by Redaksi
5 Juni 2025
0

𝖳𝖮𝖳𝖠𝖡𝖴𝖠𝖭.𝖢𝖮 𝖡𝖮𝖫𝖬𝖮𝖭𝖦 -- PT Samudera Mulia Abadi (𝖲𝖬𝖠) 𝖲𝗂𝗍𝖾 𝖡𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗁𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖾𝗅𝖺𝗉𝗈𝗋𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗌𝗎𝗌 𝖽𝗎𝗀𝖺𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗇𝖼𝗎𝗋𝗂𝖺𝗇 𝗌𝗈𝗅𝖺𝗋 𝗄𝖾 𝖯𝗈𝗅𝖽𝖺 𝖲𝗎𝗅𝗎𝗍. 𝖠𝖽𝖺...

Read moreDetails
Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

Jalur Trans Sulawesi di Desa Solog Rusak Parah

4 Juni 2025
Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

Inilah Tiga Dewas PDAM Bolmong Yang Raih Nilai Tertinggi

4 Juni 2025
Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

Pemkab Bolmong Pantau Ketersediaan Stok Bahan Pokok

4 Juni 2025
Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

Yusra: Saya Tidak Paksa ASN Harus Tinggal di Lolak

3 Juni 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.