TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Tradisi bakar Binarundak atau sering disebut Lemang yang ada di Kelurahan Motoboi Besar Kecamatan Kotamobagu Timur  tampak terlihat ramai. Bagi warga setempat, acara bakar Binarundak sudah menjadi tradisi usai lebaran.Selasa (21/7) pagi kesibukan warga baik laki-laki dan perempuan tua mudah tampak terlihat sibuk. Disetiap depan rumah, aktivitas ibu-ibu yang berkelompok tengah meramu beras ketan. Sedangkan untuk laki-laki mereka menyiapkan tempat pembakaran Binarundak  bersama sabut kelapa yang tampak terhampar di lokasi pembakaran bersama bambu yang sudah dipotong yang siap diisi beras ketan yang sudah dicampur santan kelapa.Binarundak lebih tepat disebut nasi bulu atau beras yang dimasak. Binarundak ala Bolaang Mongondow, rasanya lebih gurih karena santannya telah dicampur  dengan rempah-rempah.
Proses pembakaran Binarundak memang butuh waktu hingga 3 jam. Para pria saling bergantian memutar bambu untuk menjaga agar Binarundak yang dibakar bisa masak secara merata.
Sofyan Makalalag warga Motoboi Besar mengatakan, Binarundak bukanlah tradisi turun temurun sejak dulu kala. Bakar Binarundak cuma merupakan salah satu acara usai lebaran. Namun ini sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Sehingga bagi warga setempat, bakar Binarundak sudah tidak bisa dihilangkan karena memang sudah menjadi kebiasaan.
“Acara bakar Binarundak sudah tidak bisa dihilangkan lagi. Karena selain menjadi tradisi warga, ini juga untuk lebih mempererat tali silahturahmi. Terlebih mereka para perantau yang pulang lebaran,” kata Sofyan.
			






