TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Memasuki akhir masa jabatan sebagai gubernur Sulut pada September mendatang, Sinyo Harry Sarundayang mengaku masih berhutang ke warga Bolaang Mongondow Raya (BMR) terkait rencana pembentukan provinsi BMR. Sebagai warga yang pernah tinggal di Kotamobagu, Sarundayang mengaku sangat turut memperjuangkan agar BMR bisa menjadi daerah otonom seperti Kotamobagu yang dimekarkan pada 2007 lalu.
“Pembentukan provinsi BMR sudah menjadi Nazar saya. Sehingga saya ikut menandatangi dan mengikhlaskan agar BMR menjadi daerah otonom,” kata Sarundayang saat memberikan sambutan pada rapat paripurna istimewah HUT Kotamobagu ke 8 di gedung DPRD Sabtu (23/5/).
Di depan para anggota DPRD, Guberbur Sulut dua periode itu sesekali memberikan sambutan dengan dialog Mongondow. “Akui pernah nogutun kon Mogolaing. Atau Kita pernah tinggal di Mogolaing,” kata Sarundayang dengan bahasa Mongondow.
Hal itulah kata dia, Kotamobagu yang menjadi bagian dari Bolaang Mongondow serasa sudah menjadi kampung halamannya sendiri. Sebab semasa kecil, Sarundayang tinggal dan bergaul di Kotamobagu.
“Itulah kenapa saya harus hadir di Kotamobagu, meski pada hari ini juga ada empat daerah yang melaksanakan HUT. Yakni Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Sitaro, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Kota Kotamobagu. Tentu karena ini sudah menjadi Nazar saya akan berjuang untuk bagaimana Provinsi BMR bisa terwujud,” tambahnya.
Dia berjanji dengan agenda kedatangan Presiden Joko Widodo di Sulut pekan depan, akan menyampaikan aspirasi rakyat BMR.
Wali kota Kotamobagu Tatong Bara mengatakan, kehadiran Gubernur di HUT Kotamobagu merupakan kado terakhir diakhir masa jabatan. Termasuk memberikan bantuan dana, termasuk sarana infrastruktur, pendidikan dan kesehatan lewat dana Provinsi. (Has)