TOTABUAN.CO — Mengonsumsi gorengan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia saat ini, selain harganya yang murah dan terjangkau, gorengan juga termasuk dalam makanan yang praktis. Namun banyak masyarakat yang seolah tidak peduli dengan bahaya dibalik kenikmatan gorengan tersebut.
Pakar Nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Sri Andarini menuturkan cara pengolahan yang tidak benar, kebersihan, dan polusi membuat gorengan menjadi ancaman bagi kesehatan tubuh. Selain itu lingkungan sekitar tempat berjualan juga bisa menjadi sumber penyakit yang merugikan banyak konsumen.
“Gorengannya saja sudah berbahaya, karena mengandung banyak kolesterol atau lemak,” ucap Sri ketika dihubungi, Minggu (17/5).
Salah satu contoh nyata yang membuat gorengan jadi berbahaya, yaitu masih banyak penjual gorengan nakal yang tidak mau mengganti minyak sayur yang dia gunakan setiap harinya. Hal inilah yang menyebabkan bahaya gorengan bagi tubuh.
Menurut Sri, minyak yang dipakai berkali-kali akan menjadi senyawa yang merugikan bagi tubuh karena di dalamnya terdapat zat radikal bebas, seperti epioksida dan peroksida, juga karsinogen yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker.
“Itu bisa kena ke jantung, lever,” ujar salah satu tenaga pengajar di Universitas Brawijaya, Malang ini.
Kandungan zat berbahaya dalam gorengan tersebut menarik perhatian Pakar Nutrisi, Ninda Nursholihati. Dia mengatakan penyedap rasa yang digunakan pun juga kurang baik bagi tubuh karena mengandung natrium yang tinggi.
“Natrium itu garam, yang kalau kadarnya tinggi akan memberatkan kerja ginjal dan dapat menaikkan tekanan darah,” ujar Ninda saat dihubungi terpisah.
Hal yang paling sederhana dan sering dihindari oleh masyarakat umum adalah masalah kegemukan. Namun dengan mengonsumsi gorengan justru akan membuat asupan lemak seseorang lebih besar dari pada kebutuhannya.
“Itulah yang akan menyebabkan kegemukan,” pungkas Ninda.
sumber : merdeka.com