TOTABAUAN.CO – Harga minyak dunia berakhir turun pada Kamis (14/5/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran pasar telah meningkat terlalu banyak mengingat persediaan yang tinggi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni, turun 62 sen menjadi ditutup pada 59,88 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni kehilangan 22 sen menjadi menetap di 66,59 dollar AS per barrel di perdagangan London.
Data menunjukkan persediaan minyak mentah AS sedikit lebih rendah, di tengah pengurangan industri pengeboran yang telah membantu mendorong harga minyak naik sekitar 40 persen sejak komoditas itu merosot di bawah 45 dollar AS per barel pada pertengahan Maret.
Tetapi persediaan AS itu masih tinggi, dengan produksi minyak di atas 9,3 juta balrel per hari, merupakan tingkat tertinggi sejak tahun 1970-an.
“Pasar pada dasarnya mulai melambat,” kata Gene McGillian, broker dan analis di Tradition Energy.
“Jika kita tidak melihat kenaikan yang lebih baik dalam permintaan, atau tanda-tanda bahwa tingkat produksi sebenarnya mulai turun, pasar akan mundur kembali,” tambahnya.
Tim Evans, analis di Citi Futures, mengutip data yang menunjukkan kenaikan 800.000 barrel per hari dalam produksi dari negara-negara OPEC sebagai penghambat.
Kenaikan harga minyak sejak pertengahan Maret, menurut Evans, merupakan koreksi naik dalam harga bukan awal dari pasar yang bergairah berkelanjutan,” kata Evans.
Harga emas hitam ini turun, meski dollar AS melemah. Padahal, biasanya pelemahan mata uang AS mendorong harga minyak lebih tinggi karena membuat minyak dalam denominasi dollar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
“Kinerja harga minyak baru-baru ini telah relatif lemah mengingat penurunan dalam dolar, dan dalam pandangan kami ini.
sumber: kompas.com