TOTABUAN.CO — RSU Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh membentuk tim khusus untuk menangani bayi kembar siam dempet kepala asal Kabupaten Aceh Tenggara. Tim terdiri dari berbagai spesialis termasuk dokter ahli tingkat nasional, akan mengambil langkah-langkah tindak lanjut terhadap bayi perempuan ini.
“Tim (dibentuk) lengkap di sini, ada ahli bedah saraf, konsultan pediatrik, dokter (spesialis) anak, neonatologi, radiologi, ada dokter bius, dokter rehab medik, ada ahli gizi, dan petugas lainnya. Sampai satpam pun kita bentuk untuk mengurus tamu-tamu,” kata Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUZA, dr. Azharuddin.
Menurutnya, kasus bayi kembar dempet kepala tergolong langka, karena hingga kini baru enam kasus muncul di dunia, sehingga bisa menjadi sorotan bukan hanya nasional tapi juga international. Estimasi secara medis, dari 200 ribu kelahiran di dunia hanya satu kasus kembar siam seperti ini.
“Kami akan lakukan yang terbaik, karena mata dunia tertuju ke kami,” ujarnya.
Setiap tindakan yang diambil terhadap bayi prematur ini, kata Azhar, harus melalui diskusi dengan tim. Terlebih berat badan bayi dari pasangan Syahbandi Putra dan Khadijah asal Lawe Kiling, Kecamatan Babul Makmur ini sekarang 4.100 gram, artinya masih rentan.
Spesialis bedah saraf RSUD Zainoel Abidin, dr. Iskandar, mengatakan, dari sekian kasus kembar siam dempet kepala di dunia hanya sedikit yang berhasil dioperasi. Di Indonesia sendiri baru satu kasus kembar siam seperti ini yang berhasil dioperasi.
Untuk itu pihaknya belum memutuskan tindakan operasi, karena masih fokus bagaimana merawat bayi ini tetap sehat dan stail, mampu melewati fase kritis selama 10-14 hari.
Kalau nanti kondisinya memungkinkan, lanjut dia, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan mengevalasinya bersama tim medis nasional.
“Kita akan konsultasikan juga nanti dengan dokter bedah saraf senior dari Jakarta, dengan Yogjakarta juga kita sudah kita komunikasi,” ujarnya.
Hingga kini dokter belum bisa memastikan apakah saraf, otak, tengkorak dan pembuluh darah si bayi kembar siam itu bergabung atau terpisah. Hal ini baru diketahui nanti setelah melalui proses scan. Jika kondisinya nanti tergabung, kecil kemungkinan dia bisa dioperasi.
Sementara dokter spesialis anak dr. Isra Firmansyah, menyebutkan, dalam dunia medis kembar siam dengan dempet kepala ini disebut craniopagus. Bayi dengan kasus seperti ini kemungkinan bisa bertahan jika kesehatannya tubuhnya tetap stabil hingga 14 hari ke depan.
Menurutnya, kasus ini secara medis dipicu beberapa faktor gangguan yang biasanya terjadi dalam tiga bulan pertama masa kehamilan, atau fase pebentukan organ-organ janin. “Bisa pengaruh infeksi atau bukan karena infeksi,” sebut Isra.
Infeksi bisa disebabkan oleh virus, jamur dan lainnya. Sementara faktor non-infeksi bisa dipengaruhi oleh obat-obatan, makanan dan sebagainya.
sumber : okezone.com