TOTABUAN.CO — Hari ini, Rabu (6/5), etape pertama International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2015 resmi dimulai. ITdBI tahun ini dijamin lebih seru dan kompetitif. Puncak tantangan mendaki kaki Gunung Ijen bakal ketat karena rute menuju gunung berapi aktif itu dibuat lebih pendek agar para pembalap lebih eksplosif saat mendaki tanjakan penentu kemenangan yang berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Tahun lalu, etape Gunung Ijen juga ditempatkan pada etape ketiga. Namun, total jarak tempuhnya mencapai 200 km. Tahun ini, panjang jaraknya dipersingkat menjadi hanya 123,5 km. Tujuannya, para pembalap lebih habis-habisan mendaki tanjakan level hors categorie (kategori tertinggi tanjakan di balap sepeda) tersebut.
Dengan rute yang lebih pendek, tenaga para pembalap tidak akan habis di jalur datar menuju Ijen. Dengan begitu, tenaga mereka masih besar saat harus melahap tanjakan yang disebut sebagai salah satu yang terekstrem di Asia itu. “Pada Tour de Banyuwangi Ijen tahun lalu, para pembalap akan mengatur speed sebelum mendaki Gunung Ijen karena takut kehabisan tenaga saat mendaki. Sekarang itu tidak ada lagi. Mereka mendaki Ijen dengan kekuatan besar. Pemenangnya adalah mereka yang memiliki power besar, bukan endurance,” kata pelatih berlisensi UCI (Persatuan Balap Sepeda Internasional) Puspita Mustika.
Tiga etape lainnya tidak kalah seru. Dua etape melintasi tanjakan turun naik alias rolling. Dengan demikian, balapan tidak hanya milik penakluk tanjakan (climber) murni. Climber juga harus memiliki sprint power, jadi tahun ini menuntut kualitas pembalap dari sisi kecepatan dan ketahanan, katanya.
Etape pertama, misalnya. Di jalur sepanjang 167 km tersebut akan ada dua tanjakan kategori tiga yang berdampingan di kilometer 100. Begitu juga di etape kedua di mana dua tanjakan kategori empat dan dua berada di ujung balapan. Sementara itu, balapan di etape keempat sepenuhnya flat karena selain parade para sprinter juga parade pembalap yang hampir pasti mengunci gelar.
Balapan tahun ini diikuti 100 pembalap dari 25 negara. Di antaranya, Prancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Portugal, Taiwan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan.
Mereka tergabung ke dalam 20 tim yang terdiri atas 14 tim luar negeri (termasuk continental team) dan 6 tim dalam negeri. Tim continental yang akan berkompetisi di ajang ini di antaranya adalah Tabriz Shadari Team (Iran), Matrix Powertag (Jepang), Singha Infinite Cycling Team (Thailand), NSC Sycling Team (Malaysia), Pegasus Continental Cycling (Indonesia), dan Team 7 Eleven Road Bike Philippines (Filipina).
Untuk kategori juara umum (general classification), juara bertahan Peter Pouly menjadi unggulan utama. Pembalap Perancis yang tergabung dalam tim balap sepeda dari Thailand itu tahun lalu menaklukkan tanjakan Ijen untuk mengklaim gelar pertamanya di ITdBI. Sebagai pembalap yang lama tinggal di Negeri Gajah Putih tersebut, Pouly tidak bakal kesulitan dengan cuaca di Banyuwangi. Apalagi, dia mengenal betul tanjakan Ijen.
Meskipun begitu, bukan berarti dia tanpa saingan. Beberapa pembalap siap mengganggu upayanya mempertahankan gelar. Saingan terberat adalah Hossein Alizadeh dari Tabriz Shandari Team. Pembalap Iran 27 tahun tersebut bertipe climber murni. Dia adalah juara Tour de East Java pada 2010.
Dia juga tampil kompetitif saat balapan di dataran tinggi Tour of Qinghai Lake di Tiongkok dengan meraih posisi ke-9 di general classification. Prestasi Alizadeh semakin cemerlang ketika di Tour Qinghai Lake 2012 dia memborong dua kategori langsung, yaitu kategori tanjakan (King of Mountain) dan kategori pembalap Asia. Dua prestasi besar itu membuatnya ditahbiskan UCI sebagai pembalap ranking satu Asia.
Alizadeh bakal berusaha kembali mengibarkan bendera Iran di setelah tahun lalu kekuasaan mereka di ITdBI 2013 direbut Pouly yang berasal dari Prancis. Seperti diketahui, juara ITdBI 2013 adalah pembalap Tabriz Petrochemical Mirsamad Pourseyedigolakhour yang juga dari Iran.
Sementara itu, untuk kategori red and white jersey alias kategori pembalap Indonesia, Bambang Suryadi sebagai juara bertahan bakal memperkuat BRCC United Bike Banyuwangi. Namun, dia akan mendapat perlawanan keras dari raja tanjakan Indonesia Tonton Susanto dan pembalap muda Aiman Cahyadi.
Tonton tampil bersama timnas balap sepeda Indonesia. Sementara itu, Aiman tampil bersama Pegasus Continental Cycling Team. Dua pembalap beda generasi dengan kemampuan climbing yang luar biasa itu akan saling bunuh untuk meraih supremasi tertinggi pembalap Indonesia di ITdBI.
sumber : merdeka.com