TOTABUAN.CO — Sejumlah mitra Bulog di Palu, Sulawesi Tengah mengatakan mereka masih sulit membeli beras petani karena harga pembelian pedagang dari luar jauh lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP).
“Kami baru bisa membeli kalau harga dibawa HPP,” kata Suleman, seorang mitra Bulog di Palu, Jumat (1/5)
Ia mengatakan selama ini petani menggiling gabah dan langsung dijual kepada para pedagang yang datang dari berbagai kota di provinsi tetangga seperti Sulut dan Gorontalo.
Mereka mematok harga pembelian beras di tingkat petani rata-rata Rp 7.500 per kilogram (kg). Sementara HPP beras ditetapkan pemerintah sesuai Inpres Nomor 5 Tahun 2015 sebesar Rp7.300 per kg. “Tentu kami harus membeli paling tinggi Rp 7.200 per kg atau selisih Rp 1.000 dari HPP yang ditetapkan pemerintah,” kata Suleman.
Hal senada juga disampaikan Rais. Pemilik gilingan padi di Kabupaten Sigi itu mengaku masih sulit melakukan pembelian, sebab harga masih diatas HPP. Selain harga masih diatas HPP, kata dia, saat ini banyak pedagang dari Manado dan Gorontalo datang membeli beras petani. “Ya kita tidak bisa bersaing dengan mereka karena pedagang dari luar membeli dan menjual kembali di daerahnya,” kata Rais.
Kepala Perum Bulog Sulteng, Mar’uf sebelumnya mengatakan pada musim panen 2015 ini, pihaknya menargetkan pembelian beras sebanyak 36.000 ton.
sumber : beritasatu.com