TOTABUAN.CO – Kenaikan harga bawang merah ternyata berpengaruh terhadap pergerakan angka inflasi di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
“Bulan lalu harga bawang merah memang sempat naik tinggi karena kiriman dari Jawa berkurang. Saat itu saya sempat menjual Rp 34.000 per kilogram. Kalau bawang putih stabil, jarang naik tinggi karena konsumsinya juga tidak sebanyak bawang merah,” kata Mariati, salah seorang pedagang di Sampit, Sabtu (11/4).
Kepala Badan Pusat Statistik Kotim, Heri dalam siaran resminya menyebutkan, pada bulan Maret, Kota Sampit mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 117,43.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2015) sebesar 0,17 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,34 persen.
Inflasi di Sampit pada Maret lalu terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi pada Maret di antaranya bawang merah, bensin, beras, cabai rawit dan obat dengan resep.
Selain barang yang mengalami kenaikan harga, ada pula sejumlah kelompok bahan makanan mengalami penurunan harga. Komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi yakni daging ayam ras, telur ayam ras, ikan tongkol, ikan selar, dan jeruk.
sumber: beritasau.com