TOTABUAN.CO – Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa dokter menempatkan kesehatan wanita dan bayinya dalam risiko dengan terlalu mudah untuk melakukan bedah cesar.
Mereka mengatakan prosedur bedah cesar itu sebaiknya dilakukan ketika “secara medis diperlukan” sebab prosedur dapat mengakibatkan ineksi bahkan kematian.
Saat ini, lebih dari seperempat wanita yang melahirkan di Inggris melakukannya secara operasi sesar. Pertumbuhan operasi cesar itu menjadi dua kali lipat sejak awal 1990-an.
Hal itu termasuk semakin banyak perempuan yang memilih untuk operasi cesar karena mereka sangat cemas dengan melahirkan secara normal.
Namun para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), badan kesehatan publik PBB mengatakan angka itu idealnya hanya antara 10 hingga 15 persen karena berbahaya dan lebih memakan biaya.
Dalam pernyataannya, mereka mengatakan: “Walaupun itu dapat menyelamatkan nyawa, bedah cesar sering dilakukan tanpa kebutuhan medis, menempatkan wanita dan bayinya dalam risiko masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.”
Mereka mengatakan, prosedur operasi cesar dapat menyebabkan “komplikasi signifikan, cacat atau meninggal” dan memakan biaya yang lebih banyak daripada pasien yang melahirkan secara normal. Di NHS misalnya, untuk operasi cesar rata-rata dikenakan biaya 2.369 pound sterling dibandingkan kelahiran normal 1.665 pound sterling.
Pernyataan WHO bertentangan dengan panduan NHS, yang menyatakan prosedur cesar dapat ditawarkan kepada wanita meski ketika tidak ada pembenaran medis.
Pengawas NICE mengeluarkan rekomendasi yang telah direvisi pada 2011, yang memungkinkan wanita untuk dioperasi cesar jika mereka sangat cemas dengan persalinan, sebuah kondisi yang dikenal sebagai tokophobia.
Wanita juga disarankan untuk merencanakan bedah cesar jika mereka memiliki proses kelahiran yang rumit sebelumnya, berusia lebih dari 40 tahun atau memiliki kondisi medis seperti asma, diabetes atau depresi.
Tapi WHO mengatakan dokter terlalu sering memberikan jalan keluar itu dan meremehkan risiko. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa satu dari 10 bedah cesar menyebabkan infeksi.
sumber: beritasatu.com