TOTABUAN.CO – Charlie Chaplin ialah aktor komedi Inggris yang merupakan salah satu pemeran film terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih, sekaligus sutradara film yang sukses.
Aktingnya di layar perak menjadikan Charlie Chaplin sebagai salah satu artis pantomim dan badut terbaik yang sering dijadikan anutan bagi seniman di bidang yang sama. Untuk pertama kalinya sejak 1952, Charlie Chaplin akhirnya kembali ke Amerika. Pada awal 1950-an Chaplin divonis sebagai seorang komunis.
Tudingan Chaplin adalah komunis datang setelah pada sebuah acara makan malam Seni untuk Rusia di New York, Chaplin mengatakan bahwa ‘pembersihan Rusia’ adalah hal yang indah. Yang dimaksud Chaplin adalah apa yang dikenal dengan istilah ‘Great Purge’ oleh kalangan Barat.
Great Purge adalah kampanye represi politik Soviet pada 1936–1940 untuk menyingkrikan musuh komunisme di Soviet.Dalam bahasa rusia disebut ‘Yezhovshchina’ (time of Yezhov). Yezhov adalah kepala polisi rahasia Soviet, NKVD, masa itu.
Satu lagi pernyataan Charlin yang tak kalah mengundang curiga adalah,”Orang yang selalu menjadikan komunis sebagai objek untuk menakut-nakuti orang hanya agen Nazi di negeri ini”.
Itu benar-benar jadi masalah. Ketika Chaplin melakukan tur keliling Eropa, dia mengetahui jaksa penuntut telah menginstruksikan agar Chaplin tidak bisa kembali ke negaranya. Sejak saat itu, dia berkukuh untuk tidak kembali ke sana.
Namun, akhirnya sang seniman besar itu kembali pada 1972 untuk menerima penghargaan khusus pada ajang Academy Award.
Kisah keberadaan Chaplin di America sebenarnya juga menarik. Meski tenar di Hollywood, pemuda London ini tidak pernah jadi warga negara Amerika. Ia tetap seorang Inggris hingga meninggal pada 1977 saat ia berusia 88 tahun.
sumber: metrotvnews.com