TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Perkembangan kota Kotamobagu dengan visi Menjadikan Kota Model Jasa di Bolaang Mongondow Raya tampaknya terus ditunggu para warga. Sudah memasuki tahun ketiga kepemimpinan pemerintahan Wali Kota Tatong Bara dan Wakil wali Kota Djainuddin Damoipolii belum ada yang nampak perubahan disektor jasa.
“Belum ada inovasi baru yang diciptakan para pimpinan SKPD di Kotamobagu. Termasuk sektor jasa,” kata tokoh masyarakat Kotamobagu Arudji Mongilong usai menghadiri acara Musrembang di aula kantor wali kota Senin (30/3/2015).
Dia mengatakan, inovasi ini bukan selamanya timbul dari wali kota atau wakil wali kota. Akan tetapi dikreasi sedemikian rupa dari pimpinan SKPD.
“Kalau berbicara visi sektor jasa, harusnya Kotamobagu yang merupakan salah satu pusat bisnis di Bolmong Raya, mampu menciptakan satu produk, atau minimal brand. Contohnya satu produk kopi kotamobagu. Itu harusnya jadi brand Kotamobagu. Tapi pimpinan SKPD yang kurang paham dan minim berinovasi,” kata dia.
Mantan Pjs Bupati Bolsel ini menambahkan, beras yang menjadi andalan di Bolmong Raya, harusnya ada intervensi Pemkot Kotamobagu terkait dengan itu. Dia mencontohkan, di supermarket ada beras Thailand yang dijual perkilo dengan harga tinggi. Namun untuk beras lokal yang dihasilkan petani di Bolmong Raya dengan kualitas super, malah dijual dengan harga rendah.
“Kalau berbicara visi kota jasa, harusnya pemkot mainkan sektor itu. Minimal ada intervensi dengan menggantikan dengan beras kualitas super yang dihasilkan petani di Bolmong. Minilam label beras harus cap Kotamobagu dong,” katanya.
Dia menambahkan banyak sektor jasa yang belum tergarap di Kotamobagu . Asalkan semua pimpinan SKPD harus cerdas dan kreatif.(Has)