TOTABUAN.CO – Setelah naik sepanjang pekan lalu, harga emas minggu ini diprediksi bakal melanjutkan penguatannya. Namun keperkasaan emas masih terbatas di kisaran US$ 1.223 per ounce, dengan level support di kisaran US$ 1.182 per ounce.
Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menjelaskan, potensi penguatan masih karena tensi geopolotik di Yaman dan potensi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed bakal menunda kenaikan suku bunga AS.
“Kenaikan harga emas pada pekan lalu dengan minggu sebulannya sekitar 1,36 persen,” kata Ariston saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (30/3/2015).
Meski kenaikannya masih belum stabil, namun harga emas pada pekan lalu berkisar US$ 1.219 per ounce atau dekat US$ 1.123 per ounce. Dalam kondisi seperti ini, disarankan agar para investor melakukan aksi jual.
“Sebaiknya jual karena mungkin kenaikan harga emas terbatas,” terangnya.
Sementara itu, Pengamat Pasar Komoditas Wahyu Tribowo Laksono menyebutkan, emas ditutup melemah pada Jumat pekan lalu di level US$ 1.198,4 per ounce, menghentikan penguatan selama tujuh hari berturut-turut sejak emas terpuruk di level US$ 1.142,6 per ounce pada 17 Maret lalu.
Meski demikian, emas ditutup menguat secara mingguan, penguatan dua pekan berturut-turut.
“Sepertinya emas sedang berada di level overbought saat ini setelah kamis lalu mencoba menembus level US$ 1.220 per ounce namun gagal dan hanya sampai di level US$ 1.219,65 per ounce. Emas memang rentan tekanan jika berada di atas level US$ 1.220 dan US$ 1.223,05 per ounce,” ujar Wahyu.
Jika pun penguatan berlanjut, lanjut dia, emas sangat rapuh jika berada di area level US$ 1.236,55 per ounce (tertinggi sejak 16 Februari) dan level US$ 1.245,7 per ounce (tertinggi sejak 10 Februari).
Emas bisa menguji kembali area US$ 1.185 dan US$ 1.170 dan bahkan level US$ 1.159,45 (terendah sejak 19 Maret). Support terkuat emas berada di level US$ 1.142,60 per ounce dan US$ 1.131,05 (terendah 7 November 2014).
“Di sekitar level ini sepertinya emas akan oversold dan rentan rebound,” ungkap dia.
Data ekonomi AS yang penting bagi emas pekan ini adalah data keyakinan konsumen pada Selasa, data ADP employment dan ISM manufacturing pada Rabu, serta datajobless claims dan factory orders pada Kamis.
Wahyu memprediksi, data-data tersebut secara umum berimbang. Namun data pamungkas pekan ini adalah data nonfarm payrolls (Jumat) yang diduga melemah sehingga emas kemungkinan bisa sedikit bertahan menguat pekan ini jika data tersebut melemah sesuai dugaan.
Dari dalam negeri, harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga terus menguat. Mengawali perdagangan pekan lalu dengan naik Rp 1.000 ribu menjadi Rp 543 ribu per gram, harga logam mulia Antam kembali naik ke level Rp 549 ribu per gram pada Jumat, 27 Maret 2015.
Kenaikan harga emas Antam tersebut, salah satunya didorong oleh penguatan harga emas internasional.
sumber: liputan6.com