TOTABUAN.co Kotamobagu—Kerja Panitia pengawas pemilu (Panwaslu ) Kotamobagu mulai terlihat. Bukan soal berapa banyak temuan soal pelanggaran kampanye, melainkan mulai terlihat jika mereka tak mampu kerja sesuai denga tugas dan fungsi mereka.
Kamis 20 Juni 2013 sejumlah wartawan dibuat bingung saat mewancarai Ketua Panwaslu Kotamobagu Agus Irianto dan salah satu Komisioner Panwaslu Shakespeare Makalungsenge.
Keduanya memberikan penjelasan yang membingungkan. Saat diwawancarai ke Ketua Panwas soal berapa jumlah laporan yang masuk dari panwas kecamatan, hanya beralasan masih sementara direkap.
“ Nanti dulu ya datanya masih direkap. Nanti coba tanya saja ke Pak Shakespear karena beliau yang menangani masalah tersebut,”kata Agus Irianto dengan nada gugup.
Padahal pada pekan lalu juga, saat ditanya berapa laporan yang masuk Agus beralasan yang sama. Kata dia masih sedang dalam rekapan.
Pun saat ditanya ke Shakepears menyatakan hal yang lebih binggung lagi. Keduanya tanpa gugup bicara soal data pelangaran
“ Kalu untuk data tanya saja sama pak ketua,”kata dia dengan gugup.
Sejumlah wartawan yang meminta konfirmasi ilang akal. Satu persatu mereka langsung beralasan sedang sibuk dan terkesan menghindar.
“ Pak pekan lalu alasannya rekap. Masa sekarang masih rekap lagi ?,” Kesal Ralky salah satu wartawan surat kabar Metro.
Hingga kini tim penegak hukum terpadu (Gakkumdu) yang berkantor di Polres mengaku belum menerima laporan dari Panwas. Bahkan Kapolres Bolmong AKBP Hisar Siallagan sendiri membenrkan jika Panwas belum berikan laporan soal pelanggaran yang terjadi selama tahapan Pilwako berlangsung.
Peliput Hasdy Fattah
CITIZEN JOURNALIST : Memberi ruang kepada Anda melaporkan peristiwa disekitar Anda baik kegiatan sosial, kegiatan kelompok, organisasi atau kritik terhadap pelayanan publik Dll. Kirim beritanya (disertai foto objek, atau pengirim), ke email : redaksitotabuan@gmail.com | pengirim disertai alamat dan nomor contal | seluruh isi berita jadi tanggung jawab pengirim.
Panwas kalau hanya menghabiskan dana pilwako sebaiknya dibubarkan saja jangan cuma uang negara yang dihabiskan tapi tidak kerja