TOTABUAN.CO — Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) menilai Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) diiinisiasi organisasi kesehatan dunia atau WHO mengancam eksistensi petani bahan baku rokok tersebut. Mereka meminta Presiden Jokowi mempertahankan tembakau sebagai komoditas strategis perkebunan dan industri hasil tembakau sebagai prioritas nasional.
“Perkembangan FCTC semakin mengancam keberadaan petani tembakau secara sistematis melalui berbagai pedomannya yang eksesif dan tidak rasional,” Kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/3).
Dia menyebut beberapa implementasi FCTC dinilai eksesif dan tak rasional. Yaitu, pelarangan penggunaan cengkeh untuk rokok dan penerapan kemasan polos rokok di Australia bakal diikuti sejumlah negara.
Budidoyo berharap pemerintah membuat regulasi tak merugikan petani tembakau. Di sisi lain, menurutnya, AMTI juga mendukung konsistensi Kementerian Kesehatan mengampanyekan bahaya rokok.
“AMTI tetap memperjuangkan agar pemerintah membuat regulasi adil dan berimbang. Sebab hal itu, bisa memberikan kepastian usaha untuk petani tembakau,” katanya. “Silakan yang lain juga memperjuangkan, tapi kami harus tetap hidup dan diberi ruang, karena itu hak kami juga.”
sumber : merdeka.com