TOTABUAN.CO – Diskriminasi gender agaknya masih jadi isu yang tak berkesudahan di berbagai komunitas. Tak terkecuali di Silicon Valley, kompleks raksasa teknologi yang super modern dan kekinian.
Nyatanya, beberapa perusahaan penghuni Silicon Valley pernah tersandung kasus diskriminasi gender. Setelah Facebook, kali ini giliran Twitter yang jelimet lantaran dituntut pekerja perempuannya atas tuduhan bias gender.
Dilansir KompasTekno, Rabu (25/3/2015) dari Cnet, layanan mikroblog tersebut dianggap tak transparan dalam proses promosi jabatan pekerjanya. Hal tersebut dibeberkan Tina Huang, mantan teknisi software di Twitter.
Menurut dia, promosi jabatan di Twitter hanya menguntungkan pekerja lelaki. Huang juga menilai penerimaan karyawan di Twitter seringkali mendahulukan para pelamar lelaki.
Untuk diskriminasi yang ia rasakan, Huang telah melapor ke pengadilan negeri di California. Laporan tersebut diajukan sehari setelah mantan pegawai Facebook juga mengajukan tuntutan yang sama atas jejaring sosial milik Mark Zuckerberg.
Menurut laporan dari Biz Carson, rata-rata perusahaan teknologi memang memiliki kesenjangan dilihat dari presentase pekerja perempuan dan lelaki. Facebook dan Twitter masing-masing memiliki presentase sekitar 70 dan 30 persen atas pekerja lelaki dan perempuannya.
Huang mengklaim praktik ini harus segera dihentikan para perusahaan teknologi. Berdasarkan pengamatan dan pengalamannya di Twitter, Huang mengklaim perusahaan tersebut memberi promosi jabatan pada pekerja lelaki tanpa ada pengkajian mendetil terkait kinerja sebelumnya.
Sedangkan untuk pekerja perempuan, akses naik jabatan seakan dihambat, jika tak mengatakan ditutup. “Promosi untuk jabatan senior di Twitter berdasarkan subjektivitas manajemen di Twitter. Kebanyakan pekerja lelaki dengan mudah naik jabatan. Ini merupakan bentuk bias gender dan menjawab mengapa sangat sedikit pekerja perempuan di Twitter yang menduduki posisi kepemimpinan yang tinggi,” begitu tertera dalam tuntutan yang diajukan.
Menanggapi hal ini, Twitter pun berkilah. “Nona Huang mengundurkan diri secara sukarela dari Twitter setelah tim kami membujuknya untuk bertahan. Dia tak dipecat, kami menyediakan lingkungan kerja yang adil dan mendukung untuk semua pekerja,” kata juru bicara Twitter.
Kisruh ini masih berlanjut. Huang mengajak semua mantan pekerja perempuan di Twitter yang tak kunjung mendapat promosi setelah bertahun-tahun kerja dengan kinerja baik, untuk turut berjuang bersamanya.
sumber: kompas.com