TOTABUAN.CO — Kelompok pelestari habitat bunga Rafflesia Bengkuluensis menyesalkan aksi perusakan terhadap habitat bunga langka itu di kawasan hutan Sungai Penangkulan Padang Guci, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
“Kami sangat menyesalkan perusakan itu, padahal di lokasi itu sangat sering ditemukan bunga rafflesia mekar,” kata Koordinator Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka (KPPGPPL), Noprianto di Bengkulu, seperti dilansir dari Antara, Senin (23/3).
Noprianto mengatakan, kondisi habitat bunga itu sangat memprihatinkan karena rusak dibakar orang tak bertanggungjawab. Akibatnya, sejumlah bonggol atau calon bunga rafflesia mati atau musnah. Perusakan habitat bunga rafflesia itu menurut dia merupakan kesengajaan karena sejumlah inang rafflesia sudah terlebih dahulu ditebas.
“Tumbuhan inang rafflesia jenis tegrastigma ditebas lalu dibakar, kami melihat ini unsur kesengajaan,” ujar Noprianto.
Padahal menurut Nopri, di lokasi itu sangat sering ditemukan bunga rafflesia jenis bengkuluensis yang mekar. Kawasan hutan di Kabupaten Kaur tambah dia merupakan habitat alami bunga jenis itu.
Nopri mengatakan ada empat jenis rafflesia tumbuh di kawasan hutan Bengkulu. Salah satunya jenis bengkuluensis kerap ditemukan mekar di wilayah itu.
Nopri mengatakan upaya pelestarian dan perlindungan flora langka itu sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Seharusnya masyarakat menjaga kelangsungan hidup flora langka tersebut tapi malah dihancurkan,” tambah Nopri.
Menurut Nopri, bila melihat kondisi kerusakan yang terjadi, kawasan tersebut sulit untuk terselamatkan. Hutan tropis di wilayah Padang Guci, sekitar 200 kilometer dari Kota Bengkulu merupakan habitat dua jenis flora langka, yaitu bunga rafflesia bengkuluensis dan raffflesia arnoldii. Kurun waktu Januari hingga Desember 2014, Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka (KPPGPPL) mencatat sebanyak 24 rafflesia telah mekar dalam kawasan ini.
sumber : merdeka.com