TOTABUAN.CO – Pasar minyak mentah dunia turun kembali pada Kamis (19/3/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB) menyusul aksi ambil untung setelah sehari sebelumnya naik tajam dipicu pernyataan Federaal Reserve. Penurunan ini seiring dengan berlanjutnya persediaan minyak yang tinggi dan dollar AS yang kuat.
Harga minyak melonjak pada Rabu ketika The Fed secara tak terduga mengungkapkan sebuah posisi dovish tentang kenaikan suku bunga selama tahun depan, mengirim dollar AS melemah tajam.
Namun dollar AS rebound (berbalik naik) pada Kamis, menekan harga minyak mentah lebih rendah. Ditambah lagi, pedagang mengatakan, rekor tinggi baru untuk stok minyak mentah komersial AS dan rekor tingkat produksi 9,4 juta barel per hari diumumkan pada Rabu pagi, yang seharusnya menekan harga minyak mentah, kembali menjadi fokus.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 0,70 dollar AS menjadi ditutup pada 43,96 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, anjlok 1,48 dollar AS menjadi menetap di 54,43 dollar AS di perdagangan London.
WTI telah menguat 1,20 dolar AS Rabu dan Brent melonjak 2,40 dollar AS setelah bank sentral AS mengindikasikan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga, yang dikirim dollar AS jatuh.
“Hari ini adalah semacam apa yang seharusnya terjadi kemarin. Saya tidak melihat banyak berita bullish, tetapi kami punya reli ini mungkin karena Fed. Namun, fundamental minyak mentah tetap benar-benar bearish, seperti yang kita lihat produksi minyak mentah AS mencapai 9,4 juta barel,” kata Kyle Cooper dari IAF Advisors.
Daniel Ang, analis investasi Phillip Futures di Singapura, mengatakan, harga akan tetap di bawah tekanan selama pasokan melampaui permintaan.
“Fundamental tidak berubah dan hanya sentakan harga jangka pendek dari melemahnya dolar AS tidak akan mengubah fakta itu,” kata dia dalam komentar pasar.
Sementara itu anggota OPEC tidak punya pilihan, selain mempertahankan tingkat produksi saat ini meskipun harga minyak turun untuk mempertahankan pangsa pasar mereka, menteri perminyakan Kuwait mengatakan, Kamis. “Dalam OPEC, kami tidak punya pilihan lain selain menjaga pagu produksi itu karena kami tidak ingin kehilangan pangsa kami di pasar,” kata Ali al-Omair.
Tetapi menteri menyambut setiap pengaturan dengan produsen minyak mentah non-OPEC untuk menstabilkan pasar. “Jika ada jenis pengaturan dengan negara-negara di luar OPEC, kita akan sangat senang,” kata Omair setelah penandatanganan perjanjian kerja sama pada minyak dan investasi dengan Rusia.
Ke-12 anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak, yang memproduksi sekitar sepertiga dari minyak dunia, memutuskan pada November tahun lalu untuk mempertahankan produksi mereka tidak berubah, mengirim harga minyak jatuh.
sumber: kompas.com