TOTABUAN.CO – Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) khawatir nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS semakin tak terkendali. Pasalnya, saat ini nilai tukar rupiah terus merosot di angka Rp 13.000 per dollar AS.
“(Kalau) Rupiah nanti Rp 13.500 per dollar AS, itu yang kami takutkan,” ujar Sekretaris Jenderal INACA Tengku Burhanuddin di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Dia menjelaskan, pelemahan rupiah jelas akan berdampak langsung kepada biaya produksi maskapai. Pasalnya, salah satu komponen biaya produksi, yaitu suku cadang, harganya pasti akan naik karena saat ini masih tergantung impor.
Menurut Tengku, saat biaya suku cadang atau komponen pesawat nasional menyumbang 40 persen dari biaya produksi maskapai. Oleh karena itu, dampak kenaikan harga suku cadang akibat nilai tukar, akan membuat biaya produksi membengkak.
Meski saat ini harga minyak dunia sedang turun, namun hal itu tak banyak berpengaruh positif kepada biaya produksi maskapai. Pasalnya, nilai tukar rupiah justru ikut anjlok.
Saat ditanya apakah INACA akan meminta pemerintah menaikan harga tiket pesawat, Tengku menjawab sampai saat ini opsi tersebut belum ada. Pasalnya, penentuan harga tiket saat ini masih sesuai asumsi nilai tukar Rp 13.000 per dollar AS yang ditentukan Pemerintah.
sumber: kompas.com