TOTABUAN.CO BOLTIM – Pengurus anak cabang (PAC) Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan dari Kecamatan Modayag Kabupaten Bolmong Timur (Boltim) Afriansyah Embo mengungkapkan kalau, terpilihnya Medy Lensun sebagai ketua DPC PDIP Botim bertolak belakang dengan aturan partai yang ada.
Dia menilai, terpilihnya Medy sebagai ketua DPC PDIP lewat Konfrensi Cabang (Konfercab) yang dilaksanakan di Hotel Gread Kawanua Manado Kamis (5/3) lalu, tidak sesuai dengan mekanisme.
“Peserta Konfercab termasuk ketua-ketua PAC tidak diberikan hak bicara oleh presidium sidang konfercab yang dipimpinan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP Sulawesi Utara (Sulut). Sehingga konfercab itu dianggap melanggar aturan karena tak sesuai dengan Surat Keputusan (Skep) Dewan Pimpinan Pusat (DPP), nomor 066 bab 10 pasal 19 ayat 1,” kata Afriansyah.
Dia menyebutkan, di mana, seluruh perserta Konfercab partai mempunyai hak bicara. Sementara dalam ayat 2, disebutkan hak suara dalam Konfercab partai, adalah satu suara, untuk setiap PAC yang hadir pada saat pengambilan keputusan.
“Harusnya ketua PAC diberikan hak juga. Bahkan kami hanya dianggap sebagai pendengar. Sehingga, kami yang ada di PAC tidak mengakui Medy Lensun sebagai ketua DPC PDIP Boltim meskipun sudah terpilih, ” ungkap dia lagi saat bertandang ke redaksi totabuan.co Minggu (8/3/2015).
Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) Banteng liar Boltim, Wahyu Aer menambahkan, meski Medy Lensun telah teripilih menjadi Ketua DPC PDIP Boltim. Namun, tidak sesuai dengan Skep DPP, nomor 067 bab 7 pasal 13 ayat 2 huruf C, dan huruf H.
“Aturan partai sudah jelas bahwa calon ketua DPC berdomilisi di kabupaten/kota, minimal lima tahun menjadi anggota partai dan sekurang-sekurangnya pernah menjadi pengurus partai ditingkat kecamatan, dan badan-badan sayap di kabupaten/kota, serta tidak pernah di calonkan oleh partai lain, sebagai anggota legislatif, pada Pemilu tahun 2009 dan tahun 2014,” tambah Wahyu.
Namun belakangan, lanjut Wahyu, syarat ini bertolak belakang, bahkan dimentahkan. Sehingga dengan dasar ini, beberapa pengurus Ranting dan PAC PDIP Boltim, menyatakan kalau Medy Lensun tidak sah memimpin partai di Boltim. Dan ini adalah ancaman bisa disebut bunuh diri secara Electoral atau bubar. (pink)