“Dari jumlah itu 20 di antaranya adalah National Oil Company (NOC), 15 NOC producer refiner, dan 27 trader migas. Setelah melewati rangkaian administrasi, hanya 33 perusahaan yang mengajukan penawaran. Jadi kami undang banyak dan yang masuk pun banyak. Dari 33 perusahaan, 10 di antaranya melewati batas waktu penawaran yang ditetapkan Pertamina. Akhirnya Pertamina memilih 23 perusahaan sampai akhirnya memilih dua perusahaan,” jelas Daniel di Jakarta, Selasa (17/02/2015).
Ia menyebut ada dua perusahaan yang mengajukan harga cukup kompetitif dan baik, yakni Vitol dan Socar. Karena itu tender dimenangkan kedua perusahaan tersebut. Namun, Daniel enggan menyebutkan harga yang ditawarkan Vitol dan Socar lantaran memperhatikan etika bisnis trading minyak serta gas bumi (migas).
“Kami menjaga etika bisnis dalam trading migas. Karena memang di negara manapun yang namanya harga seperti ini tidak dibuka,” ujar dia.
Ia menambahkan, pengadaaan minyak mentah dari kedua perusahaan itu untuk pengiriman pada April 2015.
Sementara itu, Pertamina juga melakukan pengadaaan BBM RON 92 sebanyak 140 ribu barel pada 28 Januari 2015. Adapun pengadaaan BBM untuk pengiriman pada bulan ini. Dari proses pengadaan, ISC menjaring 107 mitra usaha untuk ikut dalam tender. Sebanyak 30 perusahaan masuk proses selanjutnya, sementara sisanya tidak tertarik dengan tender yang dilakukan Pertamina.
“Dari 30 perusahaan hanya 18 perusahaan yang mengajukan penawaran. Kami pun hanya pilih dan cari satu dari jumlah mitra yang kami undang,” tutur dia.
Pihaknya menyebut, perusahaan yang memenangkan tender itu berasal dari China dan memiliki refinery, yakni Unipec. Perusahaan itu merupakan salah satu anak usaha NOC China.