TOTABUAN.CO – Credit Suisse Research Institute (CSRI) menyebutkan, pendapatan dan keuangan masyarakat Indonesia akan meningkat jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Global Co-Head Securities and Analytics Research Credit Suisse, Stefano Natella, menjelaskan bahwa depresiasi Rupiah sejak Agustus 2013 dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Juni 2013 dengan kenaikan berikutnya pada November 2014 akan mempengaruhi daya beli keseluruhan.
Menurutnya, belanja terbesar kedua adalah untuk layanan publik dan perumahan, yang kemungkinan besar disebabkan oleh kenaikan tarif dasar listrik dan harga rumah.
Survei 2015 ini, lanjut Stefano, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih cenderung membelanjakan uangnya untuk smartphone, akses Internet, properti, sepeda motor, dan telepon selular dibandingkan produk susu, minuman berkarbonasi, dan TV.
“Masyarakat Indonesia tetap berhati-hati dengan rencana belanja jangka pendek, dan menempati peringkat keempat dalam hal saatnya untuk belanja besar yang dapat mencerminkan lingkungan makro secara umum,” kata dia dalam risetnya.
Stefano menuturkan, hal yang telah dilakukan Indonesia sama halnya dengan negara-negara lain dengan PDB rendah, pangan masih mengambil persentase terbesar pendapatan bulanan masyarakat Indonesia, meski secara proporsi angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan survei sebelumnya.
Inflasi makanan dan minuman berada di level moderat sejak 2013 karena kebanyakan dari konsumen sebesar 71 persen atau berbanding 66 persen pada survei sebelumnya, yang mana menyaksikan kenaikan harga pangan dan minuman dasar di bawah 7 persen, yang berarti di bawah kenaikan upah yang akan dinikmati banyak orang.
sumber; okezone.com