TOTABUAN.CO — PT Pertamina berharap masing-masing kabupaten bisa meningkatkan rasio keterisian pangkalan elpiji, sehingga setiap desa tersedia pangkalan elpiji 3 kilogram (kg) guna memudahkan masyarakat mendapatkan komoditas bersubsidi tersebut.
“Saat ini sedang dalam pemetaan apakah masing-masing desa di setiap kabupaten di wilayah eks-Keresidenan Pati sudah merata,” kata Sales Representative Rayon IV Gas Domestik PT Pertamina Region III Robby C Djasmy di Kudus, Minggu (8/2).
Ia berharap, dalam tiga bulan ke depan rasio keterisian pangkalan di setiap desa di masing-masing kabupaten bisa ditingkatkan, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan elpiji 3 kilogram.
Berdasarkan laporan yang diterima, kata dia, baru Kabupaten Blora yang rasio keterisian pangkalan elpiji di setiap desanya mencapai 100 persen. Sementara di Kabupaten Pati, kata dia, laporan yang diterima baru mencapai 63 persen desa yang sudah ada pangkalan elpijinya.
Ia juga mengapresiasi langkah sejumlah kabupaten yang mulai melakukan penataan distribusi elpiji, termasuk di Kabupaten Kudus yang menerapkan harga eceran tertinggi (HET) di tingkat pangkalan dan konsumen serta meminta masing-masing pangkalan ikut mengawasi harga jual elpiji di tingkat konsumen.
Terkait dengan penolakan pangkalan elpiji untuk menyediakan alokasi 75 persen untuk konsumen rumah tangga dan usaha mikro, kata Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Pasar dan Pengelolaan Pasar Kudus Sofyan Dhuhri, hal itu diserahkan kepaa masing-masing agen.
Terkait dengan rasio keterisian pangkalan di setiap desa, kata dia, memang masih ada beberapa desa yang belum tersedia pangkalan elpiji.
Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Pasar dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, tercatat ada sebanyak 16 desa di Kabupaten Kudus yang hingga kini belum tersedia pangkalan elpiji.
sumber : beritasatu.com