TOTABUAN.CO – Harga minyak dunia melonjak untuk hari ketiga berturut-turut pada Selasa (3/2/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB), menyentuh level puncak akhir 2014. Kenaikan harga emas hitam ini, di tengah harapan menguatnya kembali permintaan energi global dan pengurangan produksi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, melonjak 3,48 dollar AS atau tujuh persen, menjadi 53,05 dollar AS per barel, penutupan WTI tertinggi sejak 31 Desember.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret melompat naik 3,16 dollar AS atau 5,8 persen, menjadi menetap di 57,91 dollar AS per barel, angka terbaiknya sejak 30 Desember.
“Reli kuat berlanjut di pasar minyak karena keduanya kontrak berjangka bulan depan Brent dan WTI memperpanjang keuntungan dan naik lebih tinggi, didukung oleh peningkatan minat di tengah harapan rebound permintaan minyak global pada semester pertama 2015,” kata Myrto Sokou, analis di broker Sucden.
WTI telah meningkat 8,53 dollar AS atau hampir 20 persen, sejak reli yang dimulai Jumat (30/2/2015) seiring dengan sinyal bahwa industri ini sedang mempercepat pengetatan kegiatan eksplorasi.
Baker Hughes North America pada Jumat lalu melaporkan penurunan tajam jumlah rig di AS untuk pekan yang berakhir 30 Januari, jatuh 128 rig menjadi 1.937 rig untuk pekan hingga 30 Januari, dibandingkan dengan 2.393 rig setahun lalu.
Pemotongan belanja modal oleh perusahaan-perusahaan minyak besar, termasuk pengumuman terbaru pada Selasa oleh BP dan BG Group, juga menunjukkan pasokan akan menjadi lebih ketat di masa mendatang.
“Banyak faktor yang berperan. Jelas, pemotongan belanja modal akan terus datang, dengan BP, dan kita melihat salah satu penurunan tercepat belanja di sektor ini yang bisa saya ingat,” kata Phil Flynn dari Price Futures Group.
“Selain itu, pasar minyak juga merasakan cengkeraman dollar AS mulai melemah pada Selasa,” kata dia. “Ini bukan hanya tentang penawaran dan permintaan — dollar pasti memiliki pengaruh.”
Beberapa analis memperingatkan rebound harga minyak saat ini kemungkinan besar tidak akan bertahan karena persediaan masih jauh lebih besar daripada permintaan.
“Minyak … telah menikmati kombinasi fundamental pasokan melemah dan meningkatnya permintaan untuk menjaga lonjakannya untuk hari lain,” kata Chris Beauchamp, analis pasar di perusahaan perdagangan IG.
“Namun, kelebihan pasokan tidak hilang dalam semalam, dan juri masih berada di luar tentang apakah kenaikan ini (harga) akan lebih jauh berjalan,” tambah dia.
Perusahaan-perusahaan minyak diperkirakan akan terus memotong investasi mereka. Raksasa minyak BP mengatakan pada Selasa bahwa pengeluaran pada 2015 diperkirakan akan mencapai sekitar 20 miliar dollar AS, turun dari perkiraan sebelumnya 24 sampai 26 miliar dollar AS.
Sejumlah perusahaan energi berencana untuk memangkas investasi tahun ini karena harga minyak mentah yang lebih rendah menggigit keuntungan mereka.
Exxon Mobil berencana merilis rencana belanja modal 2015 pada 4 Maret. Exxon menghabiskan 38,5 miliar dollar AS pada 2014, turun empat miliar dollar AS dari tahun sebelumnya. Perusahaan telah mengatakan mereka memperkirakan anggaran di bawah 37 miliar dollar AS selama beberapa tahun ke depan.
Chevron Corporation pada Jumat lalu mengumumkan modal program investasi eksplorasi 35 miliar dollar AS untuk tahun ini. Anggaran 2015 adalah 13 persen lebih rendah dari total investasi 2014.
sumber: kompas.com