TOTABUAN.CO — Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro menyerukan untuk menjaga fundamental ekonomi sebagai syarat utama bila Indonesia ingin survive dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
MEA sendiri merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat mengembangkan diri dan sukes di persaingan Asia. Hal tersebut disampaikan dalam seminar nasional peluang dan tantangan Indonesia dalam MEA, di Jakarta, Jumat (30/1/2015) malam.
“Dengan kita menjadi masyarakat ekonomi ASEAN pasti akan ada manfaat yang kita dapat, dan hal tersebut hanya dapat terwujud bila Indonesia dapat menjaga fundamental ekonomi Indonesia. Indonesia masih memiliki tantangan dalam fundamental ekonomi, misalnya dalam neraca transaksi berjalan Indonesia sendiri sekitar tiga persen terhadap PDB pada 2014 yang bila dibandingkan dengan empat negara ASEAN lainnya surplus semua,” ungkap Bambang.
Bambang mencontohkan, meski Filipina neraca ekspornya rendah tetapi dapat ditutup dengan income dari ekspatriat atau tenaga kerja mereka yang tinggi sehingga tetap menjadikan neraca perdagangan mereka tetap surplus.
Indonesia perlu meningkatkan kemampuan untuk mengekspornya selain tentunya mengurangi impor dalam waktu yang sama, namun bukan berarti harus anti dengan impor sama sekali. Impor juga dibutuhkan terutama untuk menjaga suplaibarang agar dapat memenuhi demand yang tinggi disaat produksi sedang rendah.
Bambang menjelaskan, di dalam stabilitas makro Indonesia harus bisa berada dalam posisi yang sama dengan negara ASEAN lainnya agar dapat bersaing yang salah satu caranya adalah dengan mengurangi defisit transaksi berjalan. Usaha tersebut sudah dilakukan yang salah satunya adalah dengan mengurangi subsidi BBM dan upaya lainnya.
sumber : metrotvnews.com