TOTABUAN.CO — Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah mengharapkan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan kopi dunia seiring dengan kebutuhan pasar terhadap komoditas tersebut yang terus meningkat.
“Untuk saat ini, kebutuhan kopi dunia masih lebih banyak dipenuhi oleh Brasil dan Vietnam, padahal luas lahan pertanian komoditas kopi di dua negara tersebut mulai terbatas dan sulit untuk dikembangkan,” kata Wakil Ketua AEKI Moelyono Soesilo di Semarang, Kamis (29/1).
Pihaknya memprediksi, jika Indonesia bisa lebih fokus dalam mengembangkan tanaman tersebut maka tidak menutup kemungkinan kebutuhan kopi di sejumlah negara besar akan dipenuhi oleh Indonesia.
Indonesia sendiri sebetulnya sudah memiliki pangsa pasar yang cukup luas di sejumlah negara besar di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, dan Jepang.
Ditambah lagi Indonesia memiliki keunggulan yaitu dari 10 kopi terbaik di dunia beberapa di antaranya dari Indonesia, salah satunya kopi Toraja.
Pihaknya mengakui, berbicara hasil panen saat ini Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Vietnam. Sebagai gambaran, jumlah produksi kopi di Indonesia pada 1 hektare lahan rata-rata antara 1-1,2 ton, sedangkan di Vietnam bisa mencapai 2-3 ton.
Jika dilihat dari luas lahan saat ini, jumlah lahan kopi di Indonesia mencapai 1,1 juta hektare, sedangkan di Vietnam hanya 630 ribu hektare. Menurutnya, secara logika seharusnya Indonesia mampu menghasilkan jauh lebih banyak kopi dibandingkan Vietnam.
Menurutnya, tingginya volume produksi di Vietnam tersebut di antaranya karena pemilihan bibit unggul dan kemampuan petani dalam merawat tanaman kopi.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar dua hal tersebut juga ditiru oleh para petani di Indonesia.
Sementara itu, pihaknya juga mengapresiasi langkah sejumlah pemerintah daerah yang memperluas lahan kopi di antaranya di Pangalengan Jawa Barat, Bali, dan Papua.
Menurutnya, perluasan lahan dengan diimbangi oleh pemilihan bibit dan kemampuan petani dalam merawat tanaman akan berdampak baik pada volume panen.
“Dalam hal ini kita tidak hanya harus berkonsentrasi pada ekspor tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan kopi pasar dalam negeri yang terus meningkat,” katanya.
sumber : beritasatu.com