TOTABUAN.CO — Meski harga bahan bakar minyak sudah diturunkan Rp1.000 per liter oleh pemerintah, namun harga sembako di sejumlah pasar tradisional Kota Bumi, Kabupaten Lampung Utara, Lampung, justru semakin melambung. Terutama yang paling menonjol pada bumbu dapur, kenaikan harga bisa mencapai 400 persen.
Akibatnya, omset pedagang menurun karena konsumen terpaksa menguranngi jatah belanja kebutuhan pangan. Pantauan Metro Tv pada Selasa (6/1/2015), sayuran dan bumbu dapur yang biasanya hanya dijual Rp2 .000 kini naik menjadi Rp10.000 per kilogram.
Wortel dari harga Rp3.000 naik menjadi Rp10.000 per kg, sedangkan bawang merah naik Rp2.000 dari harga normal Rp12.000 menjadi Rp14.000 per kg. Sementara harga cabai merah masih belum menujukkan penurunan harga dan bertengger di harga Rp70.000-Rp80.000 per kg. Sedangkan harga cabai rawit masih di kisaran Rp40.000 per kg.
Menurut pengakuan para pedagang, lonjakan harga ini karena stok lokal sembako, sayur-mayur, dan bumbu dapur kosong, sehingga terpaksa harus dipasok dari luar daerah. Namun sayangnya, jasa ekspedisi tidak juga menurunkan harga ongkos muatan, pascaharga premium diturunkan. Kondisi ini membuat para pedagang memaksa menaikkan harga dagangan.
salah satu pedagang sayuran, Widayati, Selasa siang mengeluhkan omset penjualannya menurun hingga 30 persen lebih, karena tak jarang konsomen batal membeli. Belum turunnya harga sembako terutama bumbu dapur mebuat para konsumen mengeluh. Semestinya dengan turunya harga BBM, maka harga sembako ikut turun.
Terkait dengan kondisi ini, belum ada upaya pemerintah daerah setempat untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap pasar atau melakukan operasi pasar.
sumber : metrotvnews.com