TOTABUAN.CO — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan PT Freeeport Indonesia mengajukan penambahan kapasitas pabrik pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri (smelter) menjadi 500.000 ton tembaga katoda.
Semula smelter yang rencananya dibangun di Gresik, Jawa Timur itu memiliki kapasitas 400.000 ton tembaga katoda, atau naik 25 persen.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R. Sukhyar mengatakan Freeport telah menyampaikan keinginan mengganti rekanan perekayasa konstruksi (engineering construction) dari Outotech menjadi Mitsubishi. “Mereka tadi datang untuk menyampaikan perubahan partnernya dari Outotech jadi Mistsubishi,” kata Sukhyar di Jakarta, Senin (5/1).
Sukhyar menuturkan pergantian rekanan itu berdampak pada perubahan kapasitas bahan bakusmelter yang semula sebanyak 1,6 juta ton konsentrat tembaga menjadi 2 juta ton konsentrat tembaga. Dia bilang perubahan kapasitas itu lantaran Mitsubshi ingin membangun pabrik smelteryang lebih besar sehingga lebih ekonomis.
“Tapi kan belum kami setujui, masih kami assessment. Outotech punya perencanaan awal pembangunan smelter dengan kapasitas inputnya 1,6 juta ton, ini akan dinaikkan oleh Mitsubishi menjadi 2 juta ton inputnya,” ujarnya.
Pada pertemuan itu, lanjut Sukhyar, Freeport belum melaporkan mengenai kepastian lokasismelter di Gresik. Dia bilang pihaknya juga mempertanyakan siapa yang akan membangunsmelter tersebut. “Kalau legal entitasnya Freeport Indonesia maka smelter itu terintegrasi. Tapi kalau bukan maka tidak terintegrasi. Ini juga mereka belum jelaskan,” ujarnya.
sumber : beritasatu.com