TOTABUAN.CO — SEBUAH tim inspeksi dari departemen pertanian telah dikirim ke Provinsi Jiangxi, Tiongkok, untuk menyelidiki penjualan daging babi tak layak konsumsi, alias babi yang sakit. Diduga daging babi tersebut telah masuk ke pasar di tujuh provinsi di Tiongkok, dilansir Soshiok.
Kota Gaoan di Jiangxi merupakan salah satu produsen daging babi terbesar di Tiongkok. Lebih dari dua juta babi disembelih dan 1,1 juta berasal dari di peternakan biasa.
Lebih lanjut, industri babi memiliki tingkat kematian 3 persen dari penyakit. Diperkirakan 90.000 babi mati karena penyakit di kota Gaoan. Hal ini perlu campur tangan dari pemerintah agar masyarakat bisa mengonsumsi daging babi yang aman.
Pasalnya, sebuah laporan dari China Central Television (CCTV) mengatakan, banyak babi yang mati karena Gaoan dan tempat-tempat lain memasuki pasar dengan bantuan jaringan penjualan ilegal. Menurut CCTV, beberapa babi memiliki virus yang sangat menular. Laporan itu mengatakan, daging babi tersebut digunakan untuk membuat daging asin dan sosis.
Seorang pemilik peternakan babi bernama Yang mengatakan bahwa, pemasok daging babi mati tersebut telah menjual setidaknya di tujuh provinsi dengan penjualan tahunan sebesar 20 juta yuan atau Rp4 miliar per tahun.
sumber : okezone.com