TOTABUAN.CO — ABK Kapal First Rescue Badan SAR Nasional (Basarnas) KN 244, Abdul Manan, menerangkan sinyal Emergency Locater Transmitter (ELT) yang dipancarkan oleh AirAsia QZ8501 tak terdeteksi pada pencarian hari ke 1, Senin (29/12/2014).
ELT adalah alat yang memancarkan atau memantulkan sinyal berupa data ke satelit Cosmas Sarsat (satelit untuk emergency) yang terdapat di seluruh pesawat, khususnya pesawat AirAsia QZ8501 harusnya menyala.
Abdul Manan mengungkapkan, jika ELT menyala tentu akan memudahkan pencarian pesawat Air Asia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura yang hilang kontak dengan menara pengawas (ATC) antara Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung, dan Pontianak (Kalimantan Barat) pada Minggu (28/12/2014).
“ELT itu kan gunanya memantulkan data, yang nanti diterima oleh local user terminal kita. Dimana itu mencatat koordinat, nama pesawatnya dengan jarak 3 nm (Nautical Mile). Namun, sekarang tidak ada tanda-tanda itu,” kata Abdul di atas kapal KN 244.
Dia juga menduga, tidak terlacaknya ELT itu bisa dikarenakan mati atau terlalu jauh jangkauan.
“Memang jika ELT mati ada kemungkinan tidak terdeksi lantaran baterainya habis atau memang sudah di dalam air. Namun, saya tidak mau berspekulasi, bisa saja juga memang tidak dihidupkan,” jelas dia.
Selain ELT, Basarnas diatas kapal KN 224 telah memancarkan frekuensi di 121,5 Direction Finder sejak dimulainya pencarian pada titik pertama hingga titik kedua, dimana jangkauannya mencapai 3-5 mil laut.
Pesawat AirAsia tujuan Surabaya-Singapura tersebut lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya, Minggu (28/9/2014), sekitar pukul 05.20 Waktu Indonesia bagian Barat dan direncanakan tiba di Bandara Changi, Singapura, sekitar pukul 08.30 WIB.
Pesawat yang dipiloti Kapten Irianto, dengan First Officer (FO) Remi Emmanuel Plesel ini mengangkut 155 penumpang orang yang terdiri atas 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi. Sedangkan awak pesawat berjumlah tujuh orang.
sumber : suara.com