TOTABUAN.CO — Luka masih membekas di memori keluarga korban tsunami Aceh. Mereka belum bisa melupakan bagaimana bencana dahsyat itu merenggut anggota keluarga tercintanya.
Sepuluh tahun sudah berlalu dari tsunami yang terjadi pada 26 desember 2004 lalu. Keluarga yang ditinggalkan korban pun mulai bisa membuka lembaran kehidupan yang baru.
Siti Rahmi adalah salah satu warga keturunan Aceh yang kehilangan beberapa anggota keluarganya karena peristiwa tersebut. Ia mengaku sudah ikhlas. Perempuan berusia 24 tahun itu pun berharap kampung halamannya bisa kembali seperti sedia kala.
“Ya harapannya walaupun sudah banyak keluarga yang ditinggalkan mudah-mudahan Aceh bisa bangkit,” ujar perempuan yang berkampung halaman di Merduati, Banda Aceh, kepada Metrotvnews.com, Kamis (25/12/2014) malam.
Rahmi mengaku tak mengadakan acara khusus dalam memperingat 10 tahun tsunami Aceh. Ia hanya memanjatkan doa kepada para korban dalam salatnya.
“Saya harap masayarakat Aceh lebih kuat dan semangat lagi untuk membangun daerahnya,” pungkas karyawati BUMN yang kini sedang berdinas di Bali itu.
Seperti diketahui, bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,3 SR yang berpusat di 3,3 LU – 95,98 BT. Gempa tersebut menimbulkan getaran kuat dan patahan sepanjang ± 1200 km yang membentang dari Aceh sampai ke Andaman. Berdasarkan data dari Pemerintah Daerah Aceh, tsunami mengakibatkan 126.741 jiwa meninggal, 93.285 jiwa hilang, 500.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan hampir 750.000 orang kehilangan pekerjaan.
sumber : metrotvnews.com