TOTABUAN.CO — Jengkol (Archidendron Pauciflorum), sudah menjadi makanan khas Indonesia. Biji jengkol banyak diolah menjadi panganan meski menghasilkan bau yang khas. Banyak yang tidak menyukai jengkol lantaran aroma asam jengkolat membuat tidak nyaman usai mengonsumsi jengkol. Namun, tidak sedikit yang menjadi penggemar olahan biji berbau menyengat tersebut.
Di masyarakat, jengkol sering diidentikkan dengan warteg atau warung pinggir jalan. Adalah sosok Muhamad Gunarsah, pria asal Bandung ini bertekad membawa jengkol masuk dalam tataran panganan kelas menengah ke atas.
Bersama sang adik, Muhamad Gunarwan, dan sang ibu, Goen (sapaan akrab Muhamad Gunarsah), mendirikan D’Jengkol Cafe & Resto di Jl. Banteng No. 50 Bandung.
Memiliki sebuah rumah makan khas Sunda, sudah menjadi cita-cita Goen sejak lama. Cita-cita tersebut terkendala masalah keuangan. Tidak hanya pas-pasan, Goen sempat terlilit utang.
“Dari dulu sebenernya pengen punya rumah makan khas sunda. Tapi berhubung enggak ada duit jadinya cuma sebatas mimpi,” kata Goen saat berbicang dengan merdeka.com, Selasa (16/12).
Tak ingin berlarut-larut terpuruk dalam masalah keuangan, Goen pun menekuni minatnya di bidang IT hingga sukses menjadi pakar SEO (Search Engine Optimization). Kondisi keuangan pun berangsur pulih hingga mampu mewujudkan impiannya memiliki rumah makan khas Sunda, khusus olahan jengkol.
“Suatu hari nyokap ngasih usul gimana kalau bikin rumah makan dengan menu jengkol aja? Tapi adik ngasih usulan sebaiknya jangan rumah makan tapi cafe aja, biar yang enggak doyan jengkol pun bisa nongkrong di situ. Saya setuju, akhirnya kita cari lokasi di Bandung sesuai budget yang kita punya,” jelas Goen.
Untuk membangun kafe dan resto tersebut, tidak kurang dari Rp 150 juta dikeluarkan Goen bersama adik dan ibunya. Sebagai pakar di bidang IT, Goen pun melakukan branding melalui jejaring sosial. Dalam waktu 2 minggu, gaung Kepeh & Restoh D’Jengkol sudah menarik perhatian media-media nasional.
D’Jengkol Cafe & Resto ternyata tidak hanya menyediakan menu jengkol lantaran Goen membidik pangsa pasar kawula muda. Dengan rentang harga antara Rp 10.000 hingga Rp 35.000, pengunjung bisa menikmati berbagai panganan mulai olahan jengkol, masakan Sunda hingga cemilan dan jus.
sumber : merdeka.com