TOTABUAN.CO — Pemerintah Aceh secara resmi menyerahkan sebuah mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) yang memiliki teknologi tinggi kepada Pemerintah Kota Banda Aceh. Mobil Damkar ini memiliki teknologi digitalisasi yang bisa meminimalisir terjadi kecelakaan petugas.
Mobil ini dibeli oleh Pemerintah Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) seharga Rp 17 miliar. Sedangkan mata anggaran diambil dari dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun anggaran 2014.
Pada penyerahan ini, mobil yang dirakit oleh Chassi Volvo dari Swedia melakukan demontrasi cara memadamkan api. Mobil Damkar ini memiliki tangga setinggi 33 meter, tangga ini langsung didemonstrasikan di pelataran kantor Gubernur Aceh, Rabu (17/12) di Banda Aceh.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah usai melihat demonstrasi Damkar ini mengatakan, mobil ini dirancang secara modern berfungsi sebagai pemadam api, lainnya juga bisa digunakan sebagai mobil penyelamat bila terdapat korban berada di gedung tinggi terjebak kebakaran.
“Mobil ini tercanggih di Sumatera, yang ada mobil ini hanya pemerintah DKI dan sekarang Kota Banda Aceh,” kata Zaini Abdullah.
Mobil yang memiliki mesin kendaraan 370 HP, 6x4R, 11000 CC ini, katanya, dilengkapi dengan sistem komputerisasi canggih untuk mendeteksi titik api. Selain itu mobil ini memiliki tangga setinggi 33 meter dengan di ujung tangga dilengkapi camera, sehingga tidak diperlukan orang untuk menyemprotkan air guna memadamkan api.
“Di tangga itu ada camera dinamakan Water Monitor, jadi tidak perlu ada orang di situ, sehingga mengurangi angka kecelakaan petugas, sangat aman mobil ini,” jelas Zaini Abdullah.
Tangga setinggi 33 meter ini juga bisa digunakan untuk jembatan dengan jarak julur ke depan mencapai 20 meter. Material tangga ini juga dibuat dari baja yang kuat (High Strength Steel) barang impor khusus dari Amerika Serikat.
Jalur tangga yang menjulur ke depan bisa menahan beban mencapai 200 Kg. Jalur ini berfungi untuk mengevakuasi korban yang terjebak dalam kobaran api.
Mobil ini juga dilengkapi dengan pompa pemadam berkapasitas maksimal 5000 liter per menit dengan kekuatan semprot mencapai 30 bar.
“Sehingga ini bisa menyuplai air dengan volume besar dan bisa juga menyemprot air dengan tekanan yang lebih besar, tentunya ini akan mempercepat proses pemadaman, bahkan bisa di gedung yang tinggi,”imbuh Zaini Abdullah.
Sementara itu, Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan keberadaan mobil ini tidak bisa berdiri sendiri. Karena kapasitas tangki mobil yang terbatas hanya mampu membawa 1500 liter, maka dibutuhkan mobil pendukung lainnya yaitu mobil tengki.
“Sebenarnya ini belum lengkap, karena mobil ini butuh didukung oleh mobil tengki air lainnya, karena isi air terbatas,” ungkap Illiza.
Lanjutnya, hal ini sudah ia sampaikan pada Gubernur Aceh dan Pemerintah Aceh akan memikirkan perihal ini tahun mendatang. “Pak Gubernur sahuti ini, beliau bilang akan mengupayakan tahun mendatang,” tutupnya.
sumber : merdeka.com